CONTOH NASKAH DRAMA PENCULIKAN 7 ORANG
SINOPSIS SEVEN CONFESSION
Simbah Dulloh
dan Simbah Sukma membesarkan Cuap sendiri dari sejak Cuap
kecil. Simbah Dulloh dan Simbah Sukma masih hidup sampai
sekarang karena dia mempunyai ramuan rahasia yaitu susu
cap layang-layang. Dirumah simbah juga
ada pembantu yang membantu kegiatan simbah seperti mencuci sapi, kerbau, buaya,
dan singa. .....................................
Setelah itu Puji melaporkan kejadian penculikan tersebut ke kantor polisi.
Keesokan harinya
Simbah Dulloh
dan Simbah Sukma datang ke tempat yang
telah ditentukan bersama dengan 2 orang polisi. 2 orang tersebut merupakan
polisi yang sangat disegani di desa Sukamabur
7 CONFESSION
•
> Simbah Dulloh
<Tritagonis> : Fredy
•
> Simbah Sukma
<Tritagonis> : aisyah
•
> Cuap
<Tritagonis> : Kharisma
•
> Penculik
<Antagonis> :
Prestian
•
> Peji
<Protagonis> :
Wahyu
•
> Polisi I
<Protagonis> :
Alfian
•
> Polisi II
<Protagonis> :
Amelia
•
Narator :
Sukma
Dikisahkan
seorang anak bernama Cuap yang hidup bersama kakek dan neneknya di
sebuah desa bernama Desa Sukamabur, Kabupaten Purwoboyo. Kakek dan neneknya
tersebut adalah orang sudah agak tuli. Nama kakek tersebut adalah Simbah Dulloh dan nama neneknya adalah simbah
Sukma. Umurnya sekitar 120 tahun. Simbah Dulloh
adalah kakek yang sangat trendi karena terus mengikuti perkembangan jaman.
Bahkan setiap malam minggu simbah sering ikut dugem bersama kakek-kakek trendi
lainnya. Sedangkan Simbah
Sukma adalah orang yang hidup dalam kemewahan, dulunya ia adalah seorang
pejabat yang suka makan uang rakyat. Bahkan hingga sekarang Simbah Sukma sering
menggelapkan uang arisan ibuk-ibuk. Simbah Dulloh dan Simbah Sukma membesarkan Cuap sendiri dari sejak Cuap
kecil. Simbah Dulloh dan Simbah
Sukma masih hidup sampai sekarang karena dia
mempunyai ramuan rahasia yaitu susu cap layang-layang. Dirumah simbah juga ada pembantu yang membantu
kegiatan simbah seperti mencuci sapi, kerbau, buaya, dan singa.
sumber: www.masdulloh.blogspot.com
Simbah Dulloh: (berbicara
sendiri di depan rumah)
....
Tiba-tiba Cuap datang.
Cuap :
Pagi kakek
Simbah D : Pagi juga nduk. Piye ? ada
apa ?
Cuap :
Gini kek, aku boleh minta sesuatu nggak ?
Simbah D :
Boleh-boleh saja, mau minta apa nduk ?
Cuap : Aku mau main
mbah, tapi nggak punya uang. Boleh minta uang nggak kek?
Simbah D : Apa ?
minta tulang ? waduh, tadi sudah dimakan sama kucing simbah nduk
Cuap :
Bukan tulang kek, tapi uang !!!
Simbah D :
Owh minta uang, yasudah ini tak kasih
Cuap :
Makasih kakek
Simbah S : Nduk, kamu itu jangan jadi anak yang
nakal, kamu itu sudah simbah besarkan dari sejak mbah temukan di pinggir
kuburan sampai besar seperti ini. Kamu harus meneruskan perjuangan mbah. Kamu
juga harus belajar memelihara buaya-buaya mbah yang sudah mbah anggap anak
sendiri.
Cuap : Iya nek, aku usahain.
Simbah S :
Tahu nggak kamu kok bisa namanya Cuap ?
Cuap : Nggak nek, emang
kok bisa namanya Cuap ?
Simbah S :
Nama panjang kamu itu Cuap Cuka Mangap. Karena ketika mbah temukan kamu sedang
mangap nduk. Lalu mbah taruh makanan di mulut kamu tetapi tetap mangap,
akhirnya mbah kasih kecoak di mulut kamu dan akhirnya kamu mau mengunyahnya.
Cuap : Owh begitu ya. Yasudah, Cuap ijin
main dulu ya kek, nek.
Assalamu’alaikum
Assalamu’alaikum
Simbah D&S : Hati-hati
ya nduk.
Tanpa sepengetahuan simbah, tiba-tiba ada dua
orang penculik datang dan langsung menculik Cuap di depan Simbah Dulloh dan Sukma.
Cuap :
Kakek, Nenek. aku
diculik, tolong aku !!
Simbah D :
Ssssssttt.... jangan brisik nduk, simbah lagi sibuk
Cuap :
Kakek, ini aku lagi diculik, kakek !!!!!!
Simbah S :
Simbah lagi mainan hp kok malah diganggu.
(beberapa
saat kemudian hp kakek berbunyi)
Simbah S :
Hallo ? ada yang bisa membantu saya ?
Penculik :
Apa benar ini dengan simbah Dulloh?
Simbah S : Maaf, itu suami saya.(memberikan Hp
ke Simbah D)
Simbah D :
Iya dengan saya Simbah Dulloh, ini
dari siapa ya ?
Penculik : Saya penculik
Simbah D : Penculik ? penculik yang mana ya ? Yang sedang duduk itu po ?
Simbah D : Penculik ? penculik yang mana ya ? Yang sedang duduk itu po ?
Penculik :
Ya bukan, ceritanya itu kita berbeda tempat dan aku menjadi pencuri
Simbah D :
Spesialis penculik apa ya ?
Penculik :
Saya spesialis penculik orang
Simbah D :
Owh penculik orang, tapi maaf saya tidak pesan penculik disini
Penculik :
Aghhh, pusing saya
Simbah D :
Puji !! Puji, kesini
sebentar
Puji :
Iya tuan, ada apa ?
Simbah D :
Ini ada telpon dari pencuri ngakunya, coba kamu yang jawab, males aku
Puji :
Hallo, apa benar ini penculik ?
Penculik :
Iya benar, anak dari majikan kamu telah aku culik huahahahahaha
Puji : Anak yang mana? Majikan saya
nggak punya anak..
Penculik : Loeloe, lha ini ngakunya anak dari
Simbah Dulloh,
Penculik : (di luar telp). Namamu siapa nak?
Cuap : Cuap Mbah.
Penculik : Namanya Cuap, aku telah menculiknya.
Puji :
tuan, Cuap telah diculik.
Simbah D :
Apa ? Cuap diculik ? yasudah, kamu suruh aja ketemuan, kalau minta tebusan
tawar ya !
Puji :
Baik, bagaimana penculik ? apa yang bisa saya bantu ?
Penculik :
Saya ingin uang 2 Milyar, jika anda tidak bisa memberikan 2 milyar maka anak
anda akan kami BUNUH. Hahahaha
Puji :
Waduh, 2 milyar ? bukannya dipasaran harga tebusan nggak segitu ?
Penculik :
Yasudah boleh nego, nego dikit ya gan
Puji :
700 Juta gimana gan ?
Penculik :
Wah, naik lagi gan
Puji : Yasudah 1 Milyar
gimana ?
Penculik : yayaya, baiklah. Tapi jangan lapor ke polisi
Penculik : yayaya, baiklah. Tapi jangan lapor ke polisi
Puji :
Siap gan, mau ketemuan dimana ?
Penculik :
Di rumah kosong, Gg Boyo Kurawa. Saya tunggu sampai besok jam 3 sore. (Menutup Telepon)
Simbah S :
Bagaimana Ji ?
Puji :
Kita harus membayar 1 M dan bertemu di rumah kosong Gg Boyo Kurawa
Simbah S :
Baiklah, besok simbah akan kesana bersama Polisi. Sekarang kamu cepat ke kantor
polisi laporkan dan besok simbah akan kesana.
Puji :
Siap Nyah. Apakah
besok saya boleh ikut kesana ?
Simbah S :
Jangan, kamu harus tetap disini menjaga buaya-buaya peliharaan simbah.
Puji :
Baiklah, saya akan ke kantor polisi sekarang
Simbah D :
Mau ngapain ke kantor polisi segala ?
Puji :
Lho, tadi katanya saya disuruh lapor ke Polisi ?
Simbah D :
Oh iya, baiklah silahkan, cepat ya. Kalau begitu saya mau masuk ke dalam
dahulu. (salah jalan)
Puji :
eh eh eh, mau kemana tuan ? pintu masuknya disini.
Simbah D :
Oh iya, saya lupa.
Simbah S : Yaudah saya mau ke mall dulu kalo
gitu.
Setelah
itu Puji
melaporkan kejadian penculikan tersebut ke kantor polisi.
Puji : Pak Polisi, Pak Polisi anak
dari tuan saya didiculik..
Polisi I : Apa? Di culik? Siapa penculiknya?
Puji : Dia tidak memberikan
Identitas. Tapi ia minta uang tebusan 1 milyar Polisi I : Lalu?
Puji : ia mengajak tuan dan nyonya
ketemuan di rumah kosong Gg Boyo Kurawa besok
Polisi I :
Baiklah, jam 9 pagi, saya akan menjemput kalian
Sumber:
www.masdulloh.blogspot.com
Keesokan
harinya Simbah datang ke tempat yang telah ditentukan bersama dengan 2 orang
polisi. 2 orang tersebut merupakan polisi yang sangat disegani di desa
Sukamabur.
Polisi I :
Kakek dan Nenek masuk
dulu, kami akan mengawasi dari sini.
Polisi II :
Ya. Kami akan mengintai dari sini. Jadi kakek sama nenek nggak perlu khawatir.
SimbahD & S: Iya…iya…( Masuk
ke dalam rumah kosong itu).
(Kemudian
si penculik itu keluar sambil membawa cucu dari simbah yang diculiknya)
Penculik :
Anda Simbah Dulloh kakek dari Cuap?
Simbah D :
Iya benar, saya Simbah Dulloh. (Bersalaman)
Loh,
kamu Tono kan ?
Penculik :
iya saya Tono, kog anda tahu ?
Simbah D : Kamu lupa ya sama aku ? ini lho, aku
Dulloh, nama lengkapku Dulloh, Dugem Gitu Loh.
Penculik :
Owh, Dulloh yang waktu SMK suka ngompol di celana itu ya ?
Simbah D :
Iya ton bener, apa kabar ?
Penculik :
Baik-baik saja, kamu ?
Simbah D :
Aku juga baik-baik saja. Bagaimana bisnismu sekarang ? Kamu sekarang kerja jadi
penculik ?
Penculik : Wah, iya Dull, maklum, dulu waktu
daftar jadi model sampul Hidayah tapi nggak diterima, akhirnya aku nyerah dan
jadi penculik. Kebetulan korbannya cucumu.
Simbah S : Loe.. ini mau nebus apa reuni to?
Simbah D : Iya, gimana ? cucuku nggak nakal kan
kalau sedang diculik ?
Penculik :
Iya Dull, dia memang anak yang nggak nakal. Dia juga mau makan apa saja.
Simbah :
Iya, itu yang membuat aku betah mengurusnya.
Penculik :
Lha emang orangtuanya kemana ?
Simbah S :
Orangtuanya telah meninggal. Ibunya dimakan singa dan ayahnya tergigit ayam
Penculik :
Emang kamu juga memelihara ayam ?
Simbah S :
Iya, bahkan sekarang ayam tersebut baru nikah sama ayam tetangga yang bernama
Shelly. Nama panjangnya Shellymut Tetangga. Kemaren aku juga baru selesai
mengurus pernikahan mereka di KUA
Penculik :
Apa itu KUA
Simbah D :
Kantor Urusan Ayam
Penculik :
wah, selamat ya.
Simbah D :
terima kasih.
Penculik :
Oh iya lupa saya lagi nyulik, reoniannya nanti saja ya ?.
Oke. Anda membawa uang tebusannya?
Simbah D :
Ya, saya membawanya. Kembalikan cucu saya!
Penculik :
Enak aja! Duitnya dulu dong! Baru anaknya saya kembalikan.
Simbah D :
Nih! (Menyerahkan kantong plastik yang dibawanya pada penculik)
Penculik :
Ini isinya duit?!
Simbah D :
Ya iyalah…dah tau nanya!
Penculik :
Nggak bermodal banget sih! Pake koper kek! Mana isinya duit receh lagi! (Sambil
menggoyang – goyangkan kantong itu).
Simbah S :
Eh! Emang beli koper nggak pake’ duit apa?! Lagian kan yang penting isinya
duit!
Penculik :
Huh, ya udah deh nggak apa – apa. (Membuka kantong itu)
Hmm…niat banget nih kakek-kakek ngasih gue duit.
Simbah S :
Ya iyalah…secara gitu loh…orang kaya….
Penculik :
Nih! Cucu kamu saya kembalikan! (Sambil mendorong Cuap ke arah Simbah).
Cuap :
Kakek ! Nenek! (Sambil mendekati simbah).
Simbah S : Ya ampun Cuap! Simbah khawatir banget
sama kamu sayang! Eh, ini dibuka dulu ya. (Sambil membuka tutup yang menutupi
kepala Cuap) Ha…! Lho kok…cucu saya jadi jelek kayak gini sih, ini bukan cucu
saya!
Cucu
saya cucu bendera (nyanyi)
Penculik :
Lho?! Jadi ini bukan cucu kamu Loh?
Simbah D :
Ya…kayaknya sih dia emang cucu saya, tapi dulu dia itu cantik. Nggak kayak
gini! Ya udah deh, dia saya ikhlasin aja buat kamu! Anggap saja ini tanda
persahabatan kita waktu kecil (Sambil mendorong Cuap ke arah penculik).
Penculik : Ogah ah! Anggap saja anak ini adalah
kenang –kenangan dari saya untuk kakek dan uang ini sebagai kenang – kenangan
dari kakek untuk saya. (Sambil mendorong Cuap ke arah Simbah)
(Tiba – tiba saja polisi muncul dengan mendobrak
pintu)
Polisi I :
Angkat kaki! (Sambil menodongkan pisang).
Polisi II :
Eh! Itu pisang…(Sambil menunjuk ke arah pisang itu).
Polisi I :
Oh iya, maaf!
Polisi II :
Angkat tangan!
Penculik :
Tadi katanya kaki, sekarang tangan !
Polisi I :
Kalian bertiga
ditangkap!
Simbah D :
Lho! Kok saya juga ditangkap sih?! Kan yang nyulik cucu saya itu
dia! (Sambil menunjuk si penculik) Saya ini kan kakeknya!
Polisi II :
Dia ditangkap karena menculik cucu kakek dan kakek ditangkap karena menolak cucu anak sendiri.
Simbah D :
Apa?! Tapi kan…
Polisi II : Bentar- bentar. Kok bertiga,
bukannya yang salah cuma berdua?
Polisi I : La ni Nenek, dulu tukang korupsi.
Simbah S : Saya kan tak tau apa-apa cucu. Itu kan
masa lalu saya.
Simbah D : Pantesan aku sama Cuap sering diare
Polisi I : Nenek masih mau mengelak? Walaupun itu kasus sudah lama tapi ini masih
sangat berpengaruh bagi negara. Istighfar to mbah.
Simbah S : Saya akan menuntut kalian nanti lho!
Polisi II : Saya nggak takut sama mbah
Polisi I :
Sudah! Menjelaskannya nanti saja di Kantor Polisi!
Polisi II : Baiklah. Mari kita bawa mereka bertiga
ke kantor dan akan tahu kebenarannya.
Puji pun tiba-tiba masuk ke rumah kosong sambil berlarian.
Puji : Lah! Kok Nenek Sukma di tangkep sih pak polisi, dia kan ga salah.(muka
bingung).
Cuap : Puji ikut ke kantor polisi yuh,,
Puji : Ayuk.."
(Melihat wajah Cuap) "Idih non Cuap jadi Jelek amat.. Abis Operasi
Pelastik ya non??"
Akhirnya polisi membawa Simbah dan si penculik
ke Kantor Polisi. Sementara itu, Cuap dipulangkan ke rumahnya.
Cuap : (Merengut kesal)
Akhirnya para Polisi membawa Simbah Dulloh, Simbah Sukma dan Penculik ke
Kantor Polisi. Sementara itu, Puji dan Cuap (yang sekarang menjadi Jelek)
dipulangkan ke rumahnya, tetapi polisi mendapati bahwa Cuap berbohong dan
akhirnya Cuap juga ikut dipenjara bersama Simbah Dulloh, Simbah Sukma, dan
Penculik. Ternyata Simbah Sukma ditangkap karena menerima uang suap (korupsi).
Sehingga ia mengubah namanya dari Suka Makan Uang Rakyat menjadi 'Suka Makan di
Penjara'.
Komentar
Posting Komentar