LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI AEROB KECAMBAH
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
RESPIRASI AEROB
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. ‘AISYAH BARATUT T ( 03
/ XI MIPA 8 )
2. AMELIA MUKHIDATUL H (
29 / XI MIPA 8)
3. FREDY PASAUD M S (
31 / XI MIPA 8 )
4. PRESTIAN ADI N ( 32 / XI MIPA 8 )
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN
SRAGEN
SMA NEGERI 1 SRAGEN
TAHUN 2016
RESPIRASI AEROB
- TUJUAN
1. Mengamati proses respirasi aerob pada
tumbuhan
2. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi
banyak sedikitnya oksigen yang dihirup tumbuhan pada proses respirasi aerob.
- DASAR TEORI
Bernafas artinya
melakukan pertukaran gas, yaitu mengambil oksigen (O2) ke dalam
paru-paru yang disebut proses inspirasi dan mengeluarkan karbondioksida (CO2)
serta uap air (H2O) yang disebut proses ekspirasi. Sedangkan
respirasi adalah seluruh proses sejak pengambilan O2 untuk
memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan
energi. Pertukaran gas O2 dan gas CO2 berlangsung
melalui proses difusi. Alat-alat pernafasan dapat berupa paru-paru, insang,
trakea maupun bentuk lain yang dapat melangsungkan pertukaran gas O2 dan
gas CO2.
Respirasi dapat
berlangsung dengan 2 cara, yaitu :
1. Respirasi Aerob (Oksidasi)
Proses ini merupakan
pemecahan molekul dengan menggunakan oksigen, reaksi umumnya sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 →
6CO2 + 6H2O + 675 kalori
Pada umumnya dalam keadaan
normal manusia menggunakan cara ini.
2. Respirasi Anaerob
Proses ini merupakan
pemecahan molekul tidak menggunakan oksigen. Reaksi umumnya sebagai berikut:
C6H12O6 → 2C2H5OH
+ CO2 + 28 Kalori
Pada proses respirasi
anaerob terjadi pemecahan molekul yang sempurna, karena masih dihasilkan zat
organik sehingga energinya belum terbebaskan semua. Pada proses tersebut hanya
terhenti sampai glikolisis dan terbentuk asam laktat, sehingga energi yang
dihasilkan sedikit dan dampaknya mengakibatkan kelelahan pada tubuh. Proses ini
umumnya terjadi pada organisme tingkat rendah, yaitu pada ragi dan bakteri.
Pada organisme tingkat tinggi proses ini hanya berlangsung dalam keadaan
darurat, yaitu apabila persediaan oksigen kurang mencukupi. Ini terjadi ketika
otot bekerja terlalu keras dan berlebih.
Laju respirasi pada tumbuhan dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain:
Ø Ketersediaan substrat.
Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan
respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebaliknya, bila substrat yang
tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.
Ø Ketersediaan Oksigen.
Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak
mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan
untuk berespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
Ø Suhu.
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait
dengan faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk
setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada
masing-masing spesies. Tipe dan umur tumbuhan. Masing-masing spesies tumbuhan
memiliki perbedaan metabolisme, dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk
berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan
laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula
pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.
- ALAT DAN BAHAN
A.
ALAT
1. Respirometer
2. Kapas / tissue
3. Pipet
4. Lidi
5. Plastisin/malam
6. Penggaris
7. Cawan petri
8. stopwatch
B.
BAHAN
1. Kecambah
2. Air
3. Kristal KOH
- CARA KERJA
1.
Menyiapkan alat dan bahan
2. Membungkus Kristal KOH dengan kapas, lalu
memasukkannya ke dalam tabung respirometer.
3. Memasukkannya kecambah yang telah dihitung
jumlahnya ke dalam respirometer.
4. Melekatkan pada penutup tabung lalu hilangkan celah dengan menggunakan plastisin.
5. Menutup ujung pipa berskala dengan jari
kurang lebih 1 menit, kemudian melepaskannya dan memasukkan air (satu ukuran respirometer ±0,05 mL)
dengan menggunakan pipet.
6. Mengamati dan mencatat perubahan kedudukan
air pada pipa berskala setiap 2 menit.
7. Melakukan percobaan yang sama dengan
menggunakan kecambah dengan jumlah yang berbeda – beda.
- DATA HASIL PENGAMATAN
No.
|
Jumlah
kecambah
|
Perpindahan
kedudukan air dalam pipa berskala
|
||
2
menit pertama
|
2
menit kedua
|
2
menit ketiga
|
||
1.
|
5
kecambah
|
5,5
|
8
|
10,5
|
2.
|
9 kecambah
|
7
|
12
|
13,5
|
3.
|
13 kecambah
|
7,3
|
9,5
|
11,5
|
4.
|
0
kecambah
|
8,9
|
13
|
15,5
|
- ANALISIS DATA
Dari praktikum yang telah dilakukan pada hari pertama
diperoleh hasil bahwa pada Percobaan pertama
kami menambahkan 5 kecambah di dalam tabung, jadi di dalam tabung terdapat
kristal KOH dan 5 kecambah. Kemudian memasukkan air dengan pipet ke dalam pipa
berskala dimulai dari 0, setelah 2 menit pertama menunjukkan perubahan posisi
menjadi 5,5 cm, lalu 2 menit kedua berubah
menjadi 8 cm kemudian 2 menit ketiga
berubah menjadi 10,5 cm.
Percobaan kedua
kami mengeluarkan 5 kecambah sebelumnya, kemudian memasukkan kecambah yang belum digunakan sebanyak 9 kecambah ke dalam tabung, jadi di dalam
tabung terdapat 9
kecambah dan kristal KOH. Kemudian memasukkan air menggunakan pipet ke dalam
pipa berskala dimulai dari 0, setelah 2 menit pertama air bergerak maju sampai sepanjang 7 cm, lalu 2 menit kedua berubah menjadi 12 cm kemudian 2 menit ketiga
berubah menjadi 13,5 cm.
Di hari yang berbeda kami melakukan percobaan ketiga dan
keempat. Percobaan ketiga kami mengeluarkan 9 kecambah sebelumnya, kemudian
memasukkan kecambah yang belum digunakan sebanyak 13 kecambah ke dalam tabung,
jadi di dalam tabung terdapat 13 kecambah dan kristal KOH. Kemudian memasukkan
air menggunakan pipet ke dalam pipa berskala mulai dari 0, setelah 2 menit
pertama air bergerak maju sepanjang 7,3 cm, lalu 2 menit kedua berubah menjadi
9,5 cm kemudian 2 menit ketiga berubah menjadi 11,5 cm.
percobaan keempat kami mengamati respirometer yang telah
dirancang yang di dalam tabung hanya terdapat kristal KOH yang dibungkus dengan
kapas lalu memasukkan air menngunakan pipet pada pipa berskala dimulai dari 0,
setelah diamati selama 2 menit pertama menunjukkan perubahan posisi menjadi 8,9
cm, lalu 2 menit kedua berubah menjadi 13 cm kemudian 2 menit ketiga berubah
menjadi 15,5 cm.
Dari keempat percobaan yang dilakukan terdapat empat
perbedaan yaitu pada percobaan pertam menggunakan 5 kecambah, air pada pipa
berskala mengalami sedikit perubahan kedudukan dan bergerak lamban . Percobaan
kedua yang menggunakan 9
kecambah, setelah diamati air pada pipa berskala mengalami banyak perubahan kedudukan dan
berjalan lebih cepat dari percobaan pertama.
Percobaan ketiga yang menggunakan 13
kecambah, setelah diamati air pada pipa berskala mengalami perubahan kedudukan lebih
sedikit daripada percobaan kedua dan
berjalan sedikit lebih lambat
dari percobaan kedua. Percobaan keempat yaitu
tanpa menggunakan kecambah, setelah diamati air pada pipa berskala mengalami
banyak perubahan kedudukan jika dibanding dengan percobaan ketiga dan berjalan
lebih cepat dari pada percobaan ketiga.
- PEMBAHASAN MASALAH
Dari keempatnya dapat diketahui air dari pipa berskala
dapat bergerak karena adanya kecambah, karena kecambah melakukan respirasi
aerob sehingga ia mengambil O2 dalam tabung untuk menghasilkan
energi dan CO2, sebagai hasil sampingan lalu diikat oleh
KOH. Lalu percobaan kedua jika dibanding dengan percobaan ketiga serta
percobaan pertama, kedua, dan ketiga yang apabila dibandingkan dengan percobaan
keempat tidak sesuai dengan alasan
tersebut dikarenakan pada hari pertama percobaan pertama, tabung yang digunakan
masih dalam keadaan bersih dan kristal KOH belum mencair dan suhunya masih
dingin. Pada percobaan kedua kami belum membesihkan tabung tersebut sehingga
terdapat H2O dan subtrat lainnya di dalam tabung serta KOH mulai mencair dan
suhunya meningkat. Pada hari kedua, percobaan ketiga tabung dalam keadaan
bersih kembali dan KOH masih dalam keadaan suhu rendah. Sehingga laju air
bergerak lebih lamban dari pada percobaan kedua. Pada percobaan keempat
walaupun tidak menggunakan kecambah namun karena tabung belum dibersihkan
sehingga mengakibatkan terdapat banyak subtrat sisa percobaan ketiga dan H2O.
KOH pun mulai mencair dan suhunya tinggi pada percobaan keempat ini. Hal
tersebut mengakibatkan laju air dalam pipa sangat cepat.
- KESIMPULAN
1. Respirasi aerob pada tumbuhan merupakan
proses respirasi yang membutuhkan O2 (oksigen) dari udara.
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi banyak
sedikitnya O2 yang dihirup tumbuhan pada proses respirasi aerob
ialah jumlah kecambah, jumlah substrat yang
ada di sekitar lingkungan, suhu, plastisin, dan jumlah air
yang masuk.
- DAFTAR PUSTAKA
Sragen,
23 April
2016
Mengetahui,
Pembimbing Praktikum Praktikan Kelompok 2
Juwitasari S.Pd. ‘aisyah
B.T Amelia
M.H
NIP. 197104172014092002 03/XI-MIPA.
8 04/XI-MIPA.8
Fredy P.M.S Prestian A.N
13/XI-MIPA.8
24/XI-MIPA.8
Komentar
Posting Komentar