KASUS K-SAMPEL INDEPENDEN : ANALISIS VARIAN RANGKING SATU ARAH KRUSKAL-WALLIS
ANALISIS
VARIAN RANGKING SATU ARAH
KRUSKAL-WALLIS
Pendahuluan
Uji Kruskal Wallis
(analisis varians satu arah berdasarkan ranking) adalah suatu pengujian dalam
menentukan apakah
sampel independen berasal dari populasi yang
berbeda. Uji ini menguji hipotesis nol yang menyatakan bahwa sampel berasal
dari populasi yang sama atau dari populasi identik dalam hal harga rata-ratanya.
Uji ini membuat anggapan bahwa variable yang dipelajari mempunyai distribusi
kontinyu. Uji ini menuntut pengukuran variabelnya paling lemah dalam skala
ordinal.

Metodologi
Dalam
penerapan Uji Kruskal-Wallis, nilai setiap sampel (
) diletakkan pada tabel yang tiap kolomnya mewakili
sampel atau kelompok. Data yang sudah tertata akan menjadi tabel seperti
berikut :

Kelompok/sampel
|
|||
1
|
2
|
.....
|
![]() |
![]() |
![]() |
...
|
![]() |
![]() |
![]() |
|
![]() |
...
|
...
|
...
|
...
|
![]() |
![]() |
...
|
![]() |






Pada
perhitungan uji Kruskal-Wallis, semua nilai/skor dari seluruh
sampel disatukan
dan dirangking secara menyeluruh dalam satu sistem perangkingan. Nilai terkecil
diganti dengan rangking 1 , nilai terkecil kedua menjadi rangking 2 dan
seterusnya sampai nilai terbesar diganti dengan rangking
, dimana
adalah jumlah total
observasi independen pada
sampel atau banyak
sampel dalam semua populasi. Jika sudah selesai perangkingan, jumlahkan
rangking dalam setiap kolom.




Untuk menghitung
statistik Kruskal-Wallis berikut rumusnya :

Keterangan :











Observasi-observasi
Berangka Sama
Ketika
terdapat dua atau lebih nilai yang sama, maka setiap nilai yang sama tersebut
diberi rangking rata-ratanya. Karena varians dari statistik Kruskal-Wallis
dipengaruhi oleh rangking kembar, maka untuk mengoreksi efek dari rangking
kembar diperhitungkan statistik Kruskal-Wallis (
) yang dibagi dengan faktor koreksi.

Faktor koreksi :

Keterangan :




Sehingga statistik
uji Kruskal-Wallis (
) menjadi :


Dengan adanya faktor
koreksi untuk angka sama ini, harga
ditingkatkan dan
dengan demikian hasilnya lebih signifikan bila dibandingkan dengan koreksi
tidak diadakan.

Untuk
kasus sampel kecil dengan
dan banyak kasus
dalam masing-masing sampelnya lima atau kurang, kemungkinan yang eksak telah
ditabelkan dari rumus
tersebut.
Harga-harga kemungkinan ini disajikan dalam Tabel O. Kolom pertama dari tabel
tersebut berisi banyak kasus dari ketiga sampel yang mungkin yaitu
dan
. Kolom kedua memuat berbagai harga
. Kolom ketiga menyajikan kemungkinan yang berkaitan
dengan munculnya di bawah
harga-harga
sebesar
observasi.







Sehingga wilayah
kritisnya yaitu Tolak
jika
atau
.



Jika salah satu ketentuan
pada sampel kecil tidak terpenehi, maka tingkat signifikansi harga observasi
dapat ditentukan
dengan melihat Tabel C (Tabel Chi-Square) dengan derajat bebas
.


Sehingga
wilayah kritisnya yaitu Tolak
jika
atau
.



Prosedur
Uji Kruskal-Walis
1. Tentukan
hipotesisnya


2. Tentukan
tingkat signifikansi (
).

3. Masukkan
nilai-nilai ke dalam table
kolom lalu rangking seluruh nilai tersebut
dari 1 sampai
(dari nilai terkecil ke nilai terbesar).


4. Hitunglah
statistik uji (
).

5. Tentukan
wilayah kritis nya, Tolak
jika


ü untuk
sampel kecil
dan
lihat table Kruskal Wallis (Tabel O).


ü jika
salah sati ketentuan sampel kecil tidak terpenuhi, pakailah table Chi-Square
dengan
.

6. Buat
kesimpulan dari sampel yang diambil tersebut.
Kekuatan Efisiensi
Tes Kruskal-Wallis ini lebih efisien
daripada perluasan tes median karena tes ini menggunakan lebih banyak informasi
dalam observasi-observasinya, mengubah skor menjadi rangking dan bukan hanya
memisah-duakan skor-skor itu sebagai skor diatas median dan di bawah median.
Contoh
Soal
A. Sampel Kecil (n ≤ 5)
Misalkan seorang peneliti bidang pendidikan hendak
menguji hipotesis bahwa pihak administrator sekolah biasanya lebih bersifat
otoriter daripada guru-guru kelas. Sungguhpun demikian peneliti itu tahu bahwa data
yang dipakai untuk menguji hipotesis ini mungkin “dikotori” oleh kenyataan
bahwa banyak guru kelas yang memiliki orientasi administratif. Artinya
banyak guru menganggap para administrator sebagai reference group. Untuk
menghindari pengotoran itu dia merancang untuk membagi 14 subjeknya ke dalam
tiga kelompok: guru berorientasi sebagai guru saja, guru berorientasi
administratif dan para administratif.
Guru
Berorientasi Pengajaran
|
Guru
Berorientasi Administrasi
|
Administrator
|
96
|
82
|
115
|
128
|
124
|
149
|
83
|
132
|
166
|
61
|
135
|
147
|
101
|
109
|
1. Hipotesis
H0 : Tidak ada perbedaan di antara skor rata-rata dari ketiga kelompok Pendidik.
H1 : Terdapat perbedaan di antara skor rata-rata dari ketiga kelompok Pendidik.
H0 : Tidak ada perbedaan di antara skor rata-rata dari ketiga kelompok Pendidik.
H1 : Terdapat perbedaan di antara skor rata-rata dari ketiga kelompok Pendidik.
2. Taraf
Signifikansi α = 5%
3. Statistik
Uji
Untuk menguji tingkat otoriter dengan skala ordinal digunakan uji Kruskal Wallis
Untuk menguji tingkat otoriter dengan skala ordinal digunakan uji Kruskal Wallis
Sumber: Statistik Nonparametrik
Untuk Ilmu-ilmu social (Sidney Siegel : 1985)
|
Ranking Keoteriteran Ketiga Kelompok Pendidik
Guru
Berorientasi Pengajaran
|
Guru
Berorientasi Administrasi
|
Administrator
|
4
|
2
|
7
|
9
|
8
|
13
|
3
|
10
|
14
|
1
|
11
|
12
|
5
|
6
|
|
R1=22
|
R2=37
|
R3=46
|


4. Merujuk
Ke tabel O
Nilai
adalah 5, 5, 4 dengan H ≥ 6,4 memiliki
kemugkinan kemunculan di bawah H0,

sebesar
P < 0,049.
5. Keputusan
: P < α=0,05 maka Tolak H0.
6. Kesimpulan
Dengan tingkat
kepercayaan 95% dan berdasarkan sampel yang ada, dapat dinyatakan bahwa tidak
terdapat cukup bukti untuk menyatakan bahwa tidak ada perbedaan skor rata-rata
sifat otoriter yang terdapat pada setiap kelompok pendidik yang ditunjuk.
Artinya, perbedaan orientasi guru yang sebaga pengajar saja, guru sebagai
administrator, dan orang yang hanya sebagai administrator sekolah berpengaruh
signifikan terhadap sifat otoriternya di sekolah.
B. Contoh diluar sampel kecil
Dilakukan
penelitian untuk mengetahui perbedaan prestasi kerja pegawai berdasarkan jarak
rumah. Jarak rumah ini dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
Dekat (I) :
(0-5) km
Sedang (II) :
6-10 km
Jauh (III) :
>10 km
Penelitian
dilakukan pada tiga kelompok sampel yang diambil secara random. Jumlah pegawai
pada sampel I=11, sampel II=12, dan
sampel III=10. Pengukuran dilakukan dengan instrumen prestasi. Data hasil
penelitian ditunjukkan pada tablel berikut:
PRESTASI
KERJA PEGAWAI BERDASARKAN JARAK RUMAH DENGAN KANTOR
Jarak Rumah Dengan Kantor
|
||
I
|
II
|
III
|
78
92
68
56
77
82
81
62
91
53
85
|
82
89
72
57
62
75
64
77
84
56
88
69
|
69
79
65
60
71
74
83
56
59
90
|
Sumber: Makalah Statistika Pengujian
Hipotesis (Riyan Rinto, 2015)
Berdasarkan
data tersebut, apakah dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi kerja
pegawai berdasarkan jarak rumah dengan jarak kantor? (Ujilah dengan α=5%)
Jawab
1. Hipotesis
H0: Tidak terdapat
perbedaan prestasi kerja pegawai berdasarkan jarak rumah dengan jarak kantor.
H1: Terdapat perbedaan
prestasi kerja pegawai berdasarkan jarak rumah dengan jarak kantor.
2. Taraf
siginifikansi α = 5%
3. Statistik
uji
|
I
|
Ranking
|
II
|
Ranking
|
III
|
Ranking
|
|
78
|
21
|
82
|
24.5
|
69
|
13.5
|
|
92
|
33
|
89
|
30
|
79
|
22
|
|
68
|
12
|
72
|
16
|
65
|
11
|
|
56
|
3
|
57
|
19.5
|
60
|
7
|
|
77
|
19.5
|
62
|
8.5
|
71
|
15
|
|
82
|
24.5
|
75
|
18
|
74
|
17
|
|
81
|
23
|
64
|
10
|
83
|
26
|
|
62
|
8.5
|
77
|
19.5
|
56
|
3
|
|
91
|
32
|
84
|
27
|
59
|
6
|
|
53
|
1
|
56
|
3
|
90
|
31
|
|
85
|
28
|
88
|
29
|
|
|
|
|
|
69
|
13.5
|
|
|
nj
|
11
|
12
|
10
|
|||
Rj
|
205.5
|
204
|
151.5
|
|||
Rj2
|
42230.25
|
41616
|
22952.25
|
|||
![]() |
3839.114
|
3468
|
2295.225
|
a. Penghitungan
tanpa faktor koreksi




b. Penghitungan
dengan faktor koreksi
Observasi berangka sama
|
t
|
t3-t
|
56
|
3
|
24
|
62
|
2
|
6
|
69
|
2
|
6
|
77
|
2
|
6
|
82
|
2
|
6
|
Faktor koreksi =
0.999



= 0.6997
- Dengan α = 5% dan db = 3-1 = 2 didapat Htabel = 5.991
(menurut tabel
)
Keputusan: karena H
< Htabel, maka H0 tidak ditolak.
- Kesimpulan:
Dengan tingkat
kepercayaan 95% dan berdasarkan sampel yang ada, dapat dinyatakan bahwa tidak
terdapat cukup bukti untuk menyatakan prestasi kerja pegawai berdasarkan jarak
rumah dengan jarak kantor berbeda. Artinya, perbedaan jarak rumah dengan jarak
kantor tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja pegawai.
DAFTAR
PUSTAKA
Siegel, S. (1985). Statistik
Nonparametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Diterjemahkan oleh : Suyuti, Zanzawi,
dan Simatupang, Landung. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Nasution,
D. dkk. (2014). MODUL STATISTIK NONPARAMETRIK. Jakarta:-.
Komentar
Posting Komentar