DASAR TEORI STRATIFIKASI SOSIAL


STRATIFIKASI  SOSIAL

Apakah stratifikasi itu?
Dalam pembahasan mengenai interaksi dan tatanan sosial kita telah berkenalan dengan konsep status – status utama (master status), status yang diraih (achieved status), status yang diperoleh (ascribed status). Dalam masyarakat kita sering menjumpai adanya ketidaksamaan (inequality) antara status individu maupun kelompok yang terdapat di dalamnya. Padahal dalam kebudayaan kita dapat dijumpai berbagai pernyataan yang menyatakan persamaan. Di bidang hukum: di hadapan hukum semua orang adalah sama. Di bidang agama: di hadapan Allah semua orang sama. Dalam adat Minangkabau: tagak samo tinggi, duduk samo rendah.
Di dalam masyarakat kita mengenal ketidaksamaan di bidang :
1.      Kekuasaan (Penguasa dan yang tidak berkuasa)
2.      Kekayaan dan penghasilan (Kaya, sedang dan miskin)
3.      Prestise (Terpelajar dan tidak terpelajar)
Perbedaan anggota masyarakat berdasarkan status yang dimilikinya dalam sosiologi dinamakan stratifikasi sosial (social stratification).
Individu sebagai anggota masyarakat sangat heterogen (memiliki latar belakang yang berbeda/beragam). Atas dasar kondisi ini terbentuklah strata/lapisan sosial melalui proses stratifikasi, seperti:

·      Jenis kelamin,
·      Keahlian,
·      Keturunan,
·      Kemampuan,
·      Ekonomi,
·      Kehormatan,
·      Kekuasaan,
·      dan lain-lain.

Beberapa Definisi Pelapisan Sosial
a. Pitirim A. Sorokin
Pelapisan sosial adalah perbedaan penduduk/masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat.
Misal :  -  Penduduk     : kaya, menengah,dan miskin.
                      -  Masyarakat   : maju, berkembang, dan terbelakang.
   b.   Theodorson
Pelapisan sosial adalah jenjang status yang relatif permanen yang terdapat dalam sistem sosial dalam hal pengaruh/kekuasaan.
               Misal :  -  Pengaruh    : elite, dan non elite.
                            -   Kekuasan   : Pemerintah, dan yang diperintah.
Dalam masyarakat Indonesia, Stratifikasi terjadi berdasarkan atas pembagian kedudukan dan pekerjaan. Pembagian diatas dilatarbelakangi oleh jenis kelamin dan kebudayaan.
Misal :    -  Pembagian strata di Jawa, Minang berbeda atas pertimbangan jenis kelamin.
               -  Pembagian pekerjaan di Irian dan Bali, mengutamakan wanita bekerja keras.
Berbagai Bentuk Perwujudan Strata
ð  Jenis kelamin dan Usia,
ð  Pemimpin suku yang berpengaruh (memiliki hak-hak istimewa),
ð  Tokoh masyarakat yang berpengaruh,
ð  Pembagian kerja,
ð  Adanya kelompok yang dikucilkan di luar kasta,
ð  Perbedaan standard ekonomi.

Terjadinya Pelapisan Sosial
1)      Terjadi dengan sendirinya / Alamiah.
Misal :       - Usia              -  Kesaktian
                  -  Kepandaian  -  Kerabat pembuka tanah
                  -  Bakat seni.
2)      Terjadi dengan disengaja, terdiri atas 2 sistem :
a.       Sistem Fungsionil (Horisontal),
b.      Sistem Skalar (Vertikal).
ð  Banyak dijumpai di :  - Organisasi pemerintahan,
                                                - Perusahaan-perusahaan besar,
                                                - Organisasi-organisasi resmi,
                                                - Organisasi politik.
ð  Kelemahan :
·         Bisa timbul kesulitan bila tidak mampu mengantisipasi perkembangan mendatang/strukturnya tidak fleksibel.
·         Melalui aturan yang ada, tenaga potensial dapat mengalami hambatan.
Contoh :  Syarat menjabat Golongan IIIc ( Eselon IV), si A tenaga potensial tetapi  Golongan IIIa.
Sifat Pelapisan Sosial
a.       Pelapisan Tertutup: peluang seseorang untuk pindah strata, tidak mungkin terjadi   kecuali oleh hal-hal yang luar biasa.
Contoh : Kasta dalam Agama Hindu
·         Brahmana   : Pendeta.
·         Ksatria        : Bangsawan.
·         Weisya        : Pedagang.
·         Syudra         : Rakyat jelata.
·         Paria            : Gepeng.
b.   Pelapisan Terbuka: peluang seseorang untuk pindah strata sangat besar.

Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial adalah perpindahan status dalam stratifikasi sosial. Mobilitas bisa bergerak secara vertical maupun horizontal.
Mobilitas intragenerasi :         mengacu pada mobilitas sosial yang dialami seseorang semasa hidupnya, misalnya : Golongan IIa menjadi IIb, eselon IV menjadi eselon III.
Mobilitas antar generasi : anak tukang sepatu menjadi insinyur, anak menteri menjadi pedagang kaki lima.

Beberapa Teori Stratifikasi Sosial
1.      Upper Class dan Lower Class.
2.      Upper Class, Middle Class dan Lower Class.
3.      Upper Class                       Middle Class                       Lower Class

   Lower Upper Class /                     Lower Middle Class /
   Upper Middle Class                      Upper Lower Class
4.      a.   Kelas atas atas (upper upper)
  1. Kelas atas bawah (lower upper)
  2. Kelas menengah atas (upper middle)
  3. Kelas menengah bawah (lower middle)
  4. Kelas bawah atas (upper lower)
  5. Kelas bawah (lower lower)
5.      Stratifikasi berbentuk segitiga, semakin tinggi semakin sedikit jumlah posisi yang tersedia, contoh stratifikasi jabatan dalam pemerintah daerah.

Beberapa Contoh
ð  ARISTOTELES, membuat strata melalui dimensi ekonomi :
·         Kaya,
·         Menengah,
·         Miskin.
ð  SELO SOEMARJAN, membagi strata atas dasar penghargaan atas suatu hal yang dihargai oleh masyarakat.
ð  VILTREDO PARETO, membagi strata atas dasar :
Kecakapan                                          Elite                                                                                 
Kombinasi                         Watak                      Muncul
Keahlian                                              Non Elite
Kapasitas

ð  GAOTANO MOROA,
·      Kelas Pemerintah  :  Pemeran politik dan pengusaha
·      Kelas yang Diperintah

Kesamaan Derajat
Interaksi Antar Individu                                

Timbul Stratifikasi    ---->     Individu boleh berbeda strata  

Timbul Hak dan Kewajiban Individu ----> Hak dan kewajiban individu harus sama
ð  Persamaan Hak Individu didasari oleh : Universal Declaration of Human Right 1948.
Contoh :
Pasal 1 : Memiliki martabat dan hak yang sama.
Pasal 2  Ayat 1 : Persamaan hak, kebebasan tidak dibedakan oleh :
                              - Jenis kelamin                        - Kebangsaan
                              - Bahasa                                  - Milik
                              - Agama                                  - Kelahiran
                              - Politik                                   - Kedudukan
Pasal 7 : Sekalian orang sama terhadap undang-undang dan berhak atas perlindungan hukum.
ð  UUD 1945.
Pasal 2 Ayat 1   : Kedudukan dalam hukum dan pemerintahan.
Pasal 27 Ayat 2 : Pekerjaan dan penghidupan yang layak
Pasal 28            : Berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat/pikiran.
Pasal 29 Ayat 2 : Memeluk agama.
Pasal 31             : Pendidikan/pengajaran.

Kelas Sosial
Marx mengkaitkan kelas dengan kepemilikan alat produksi. Weber lebih luas lagi mengakitkan kelas dengan penguasaan atas barang termasuk memperoleh penghasilan Giddens mengembangkan lebih luas lagi konsep kelas yang tidak hanya berupa penguasaan atas barang tetapi dapat pula berupa ketrampilan dan kemampuan yang antara lain tercermin dari ijazah.
Para ilmuwan masa kini menganggap sistem kelas sebagai tipe stratifikasi terpenting dalam masyarakat. Peter Berger mengkaitkan konsep kelas dengan posisi seseorang dalam masyarakat berdasarkan kriteria ekonomi. Jeffries melihat bahwa konsep kelas melibatkan perpaduan antara ikatan-ikatan ekonomi, pekerjaan, dan pendidikan.
Weber mendefinisikan kelas sebagai sekelompok orang; sama halnya seperti Jeffries. Bernard Barber mendefinisikan kelas sosial sebagai himpunan keluarga-keluarga. Ini mencerminkan pandangannya bahwa kedudukan seorang anggota keluarga dalam suatu kelas terkait dengan kedudukan anggota keluarga lain.
Secara ideal sistem kelas merupakan suatu sistem stratifikasi terbuka karena status di dalamnya dapat diraih melalui usaha pribadi. Tetapi dalam kenyataannya sering terlihat bahwa sistem kelas mempunyai ciri sistem tertutup, seperti misalnya endogami kelas. Pergaulan dan pernikahan, misalnya, lebih sering terjadi antara orang-orang yang kelasnya sama dari pada dengan orang dari kelas lebih rendah atau lebih tinggi.    

Mengapa terdapat stratifikasi:
1.      Demi kelangsungan hidup masyarakat (estafet kepemimpinan)
2.      Berkembangnya pembagian kerja yang memungkinkan perbedaan kekayaan, kekuasaan dan prestise

Dampak Stratifikasi
Perbedaan prestise masyarakat tercermin pada perbedaan gaya hidup :
a.       Gaya berbusana (karya perancang mode Paris, Nasional atau produk pasar grosir)
b.      Penggunaan perlengkapan rumah tangga
c.       Pemilihan makanan, minuman, hiburan, bacaan, seni rupa, rekaman musik, permainan/olah raga, dsb
d.      Penggunaan stiker (Tokyo Disneyland, Taman Safari)
e.       Penggunaan simbol/panggilan (ndoro, juragan)
f.        Gaya berbahasa
g.      Pola komunikasi non verbal (melipat kedua tangan di depan badan, menundukkan badan, menundukkan kepala saat bertemu orang yang lebih tinggi kelasnya)
h.      Penyebutan gelar, pangkat atau jabatan pada kartu nama
i.        Tipe tempat tinggalnya (real estate, KPR/BTN, perumahan kumuh, dll)
j.        Kegiatan rekreasi (luar negeri, luar pulau, keluar kota, dalam kota, dll)

Makna Stratifikasi Bagi Peluang Hidup
a.       Kekayaan dan pemilikan lainnya berpengaruh terhadap peluang hidup (check up ke luar negeri)
b.      Pasangan berpendidikan tinggi memiliki jumlah anak yang lebih sedikit dibandingkan pasangan yang berpendidikan rendah
c.       Keluarga atas lebih stabil daripada keluarga kelas bawah
d.      Kasus perceraian, perpisahan dan hidup bersama di luar nikah banyak dijumpai pada kelas bawah

Cara Mempelajari Stratifikasi
1.      Pendekatan obyektif
Penetapan kelas diukur dengan menggunakan variabel yang bisa diukur secara statistik (pendidikan, pekerjaan, luas bangunan, jenis bangunan, penghasilan, jumlah mobil, dsb).
2.      Pendekatan Subyektif
Pendekatan ini disusun dengan meminta responden untuk menilai dirinya sendiri.
3.      Pendekatan Reputational
Para subyek penelitian diminta menilai status orang lain pada skala/kelas tertentu.

Berbagai upaya untuk mengurangi ketidaksamaan
Pada sistem stratifikasi tertutup tidak menganjurkan adanya mobilitas sosial, dengan kata lain masyarakatnya tidak menunjang pengurangan ketidaksamaan.
Pada masyarakat stratifikasi terbuka, setiap anggota dianggap berhak atas kesempatan yang sama (equality of opportunity) untuk meraih sukses melalui prestasi. Orang sukses dapat meraih status dan imbalan yang tinggi, sedangkan yang tidak sukses akan sebaliknya.
Untuk mengurangi ketidaksamaan dalam masyarakat, pemerintah berbagai negara menerapkan berbagai program. Dalam masyarakat kita pun terdapat berbagai usaha untuk membantu anggota masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok mereka, antara lain :
1.      Program pembangunan perumahan rakyat
2.      Program kredit mahasiswa, bea siswa dan pembebasan SPP
3.      Penyediaan kesehatan murah (Puskesmas)
4.      Pemberian subsidi bahan bakar
5.      Pembebasan pajak
6.      Pengadaan beras untuk rakyat miskin (raskin)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UJI NYALA API UNSUR ALKALI DAN ALKALI TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ELEKTROLISIS LARUTAN KI

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UJI MAKANAN