PEREKONOMIAN DUA SEKTOR
Oleh
Muchlis Husin, SE.,MA.
Perekonomian 2 Sektor
Keseimbangan Pendapatan Nasional dalam Perekonomian 2
Sektor atau disingkat dengan Keseimbangan Ekonomi 2 Sektor yakni tergambar dari
à YI = YE
, disini, Yi adalah pendapatan agregat
YE
adalah pengeluaran agregat
Keyness menggambarkannya dalam Arus Lingkar Ekonomi 2
sektor, yakni sektor rumah tangga dan sektor perusahaan/Bisnis, dimana dengan
asumsi Pengeluaran bagi suatu sektor (Perusahaan) merupakan pendapatan bagi
sektor yang lain (rumah tangga) dan sebaliknya. Kegiatan dan cakupan perekonomian
2 sektor ini secara ringkas dapat digambarkan oleh arus lingkar ekonomi 2
sektor berikut ini.
Secara agregat bentuk dan komponen dari keseimbangan ekonomi
2 sektor tersebut adalah
YI = C + S
dan YE= C + I,
dalam kesamaan atau keseimbangan ini dikatakan bahwa
syaratnya adalah besarnya Investasi
(Investment=I) sama dengan besarnya tabungan (Saving=S)
Dasar
Teori Keynes
Keynes mendasarkan teori dan perhitungan keseimbangan ekonomi pada teori pengeluaran yang pada bentuk
sederhana/dasarnya adalah teori konsumsi.
Teori
Konsumsi
Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat pengeluaran
konsumsi rumah tangga, yaitu:
1.
Faktor
ekonomi
Yaitu meliputi faktor
o Pendapatan rumah tangga, the higher the income, more consumption
Berarti
konsumsi dipengaruhi oleh pendapatan atau konsumsi fungsi dari investasi
o Kekayaan rumah tangga, financial assets increase àdisposable
income
o Tingkat bunga, the
higher the interest, more saving and less consumption
o Perkiraan prediksi tentang kondisi ekonomi dimasa yang
akan datang, good economic prospect, more
consumption and vise versa.
2.
Faktor
Demografi
Jumlah Penduduk, Komposisi penduduk (usia kerja
produktif, pendidikan tinggi kebutuhan tinggi, penduduk perkotaan memiliki
kebutuhan yang lebih banyak).
3.
Faktor
non ekonomi, sosial budaya, adat istiadat
Secara umum dikatakan bahwa;
Konsumsi merupakan fungsi atau tergantung dari tingkat
pendapatan.
Bentuk dasar dari
fungsi konsumsi adalah :
C = a + b Yd
atau dalam hal pendapatan tidak kena pajak (Y disposable)
C = a + b Y,
dimana ;
C = tingkat
konsumsi agregat
a = Konstanta/konsumsi
autonomus (autonomous consumption)
b = tingkat
kecenderungan mengkonsumsi (MPC) yang mana besarnya 0 ≤ b ≤ 1
Yd atau Y adalah tingkat pendapatan yang bisa digunakan (disposable
income).
Fungsi konsumsi adalah suatu fungsi yang menunjukkan
hubungan antara tingkat konsumsi rumah tangga secara agregat dengan pendapatan
disposable (nasional) .
Tingkat kecenderungan mengkonsumsi marjinal (Marginal Propensity to Consume =
MPC) adalah perbandingan antara pertambahan konsumsi
dengan pertambahan pendapatan yang nilainya
0 ≤ MPC = b ≤ 1 bila dihitung
nilainya adalah MPC = ∆C/ ∆Y atau bisa juga diartikan sebagai besarnya
pengaruh pendapatan terhadap perubahan tingkat konsumsi.
Tingkat Kecenderungan Mengkonsumsi rata-rata (average propensity to consume = APC) adalah
perbandingan antara tingkat konsumsi dengan tingkat pendapatan atau APC = C/Y
Hubungan
Konsumsi dan Tabungan
Y = C
+ S
Tabungan merupakan pendapatan yang tidak dikonsumsi,
sehingga bisa dirumuskan sebagai
S = Y
- C
1.
Hubungan
secara Marginal
S/Y = Y/Y
- C/Y,
MPS = 1
- MPC , oleh karena MPC = b, maka
MPS = (1 – b).
Dengan demikian fungsi Tabungan bisa dituliskan sebagai
S = - a + (1-b) Y.
Sebagai konsekwensinya
MPC + MPS = 1
2. Hubungan secara
rata-rata
Y = C
+ S
Y/Y = C/Y
+ S/Y, atau
APC + APS = 1
Sebagaimana disampaikan terdahulu bahwa pendekatan yang
digunakan Keynes adalah pengeluaran, sehingga bentuk dasar keseimbangan ekonomi
Keynes Y = C + I
Investasi,
Peran dan Perkembangannya
a.
Pengertian
Investasi adalah suatu bentuk pengeluaran pembiayaan yang
dilakukan pada waktu tertentu yang pada masa akan datang (jangka menengah/panjang
akan memberikan hasil/return). Secara teori investasi itu merupakan fungsi:
I = f
(Y, M, i, Er),
dimana :
- Y
= Income
- M
= Impor
- i = tingkat
bunga
- Er
= nilai tukar uang
Ø Investasi
menurut motifnya
Investasi umumnya berorientasi return atau laba, disini
lebih tepat dikatakan manfaat (benefit).
- Investasi yang bermotif Fin.Benefit mayoritas Swasta
- Investasi bermotif Non Fin.Benefit mayoritas/ dominan pemerintah
Ø Investasi
ditinjau dari ukurannya
·
Investasi
kecil, rumah tangga –Tradisional umumnya tidak berbadan hukum padat karya.
·
Investasi
sedang - berbadan hukum lebih padat modal.
·
Investasi
besar - berbadan hukum padat modal.
Ukuran atau skala investasi ini didasarkan pada :
·
Besarnya
assets/ harta yang dimiliki atau modal yang dimiliki
·
Banyaknya
tenaga kerja yang dimiliki
·
Banyaknya
mesin/ alat produksi serta kapasitas produksi
Sumber data
ü Industri kecil : Kem. Inustri, Kem. dag, Kem. Koperasi
ü Industri
sedang/besar:
a)
Laporan Keuangan & kegiatan perusahaan
b)
Survei khusus tentang
investasi BPS
c)
BKPM (approval
Investment)
d)
Bank (pemberian kredit)
Dalam praktek
sering dilakukan penggunaan sumber lebih dari satu dengan teknik tertentu,
sehingga data investasi yang ada bisa data asli dan bisa data derivatif
(turunan).
Sering data
invetasi itu dihitung dari selisih akumulasi modal. Investasi dalam konteks
ekonomi makro:
a)
Investasi
dalam bentuk barang modal dan bangunan (jangka panjang
b)
Invetasi
dalam bentuk persediaan (jangka pendek)
c)
Investasi
dalam bentuk saham (jangka pendek, kadang-kadang bisa jangka panjang)
b.
Nilai
dari Waktu dalam investasi
Waktu sangat berpengaruh dalam memutuskan suatu
investasi.
-
Dengan
adanya waktu jumlah uang bertambah (Trading)
-
Dengan
waktu nilai uang bisa berkurang (Net Present Value)
Ø Fungsi Investasi
Fungsi Investasi I = f (Y,i,M,Er)
Diantara variabel diatas, secara umum fungsi investasi
dikatakan merupakan fungsi dari tingkat suku bunga (i), sementara variabel lain
dianggap ceteris paribus.
I = f (i), Y, M, ER dianggap ceteris paribus
Komentar
Posting Komentar