DAKWAH SHALAT ALA RASUL
Assalamu’alaikum Wr Wb
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin wa sholatu
wa salaamu ‘alaa asyrofil ambiyaai wal mursalin wa ‘alaa aalihi wa ash habihi
aj ma’iin
Amma ba’du
Segala puji bagi Allah yang telah
mewajibkan shalat kepada hamba-hambanya, yang telah memerintahkan kepada kita
untuk menegakkan dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya, yang telah
menjanjikan kesuksesan dan kebahagiaan di dalam mengajarkannya secra khusyu’,
dan yang telah menjadikan shalat sebagai pemisah antara keimanan dan kekafiran,
serta sebagai pencegah terhadap perbuatan keji dan munkar. Dan keselamatan
serta kesejahteraan semoga dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad Saw, yang
diperintahkan oleh Allah dalam firmannya:
Wa anzalnaaaa ilaikadtikra litubayyina
linnaasi maa nuzzila ilaihim
Dan kami turunkan kepadamu Al-Qur’an,
agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada
mereka (QS.An-Nahl:44)
Nabi Saw melaksanakan kewajiban ini
dengan penuh kesungguhan.
Muslimin wa muslimat rakhimakumullah
Shalat adalah salah satu masalah paling
besar yang diterangkannya kepada manusia, baik dengan perkataan maupun
perbuatan. Sehingga pernah pada suatu ketika beliau shalat diatas mimbar,
beliau berdiri dan ruku’ diatasnya, lalu
bersabda kepada mereka “Aku lakukan yang seperti ini, tidak lain hanyalah agar
kamu berdiam di tempatku (berpegang kepada ajaranku) dan agar kamu mempelajari
cara shalatku”)
Beliau telah mewajibkan kepada kita untuk
mengikutinya di dalam melaksanakan shalat. Belia bersabda:
“Shalatlah sebagaimana kamu melihat aku
shalat”
Kemudian beliau memberikan kabar gembira
bahwa barang siapa yang melakukan shalat seperti yang telah beliau lakukan,
akan mendapatkan janji Allah untuk dimasukkan ke dalam surga. Beliau bersabda
“Lima shalat yang telah diwajibkan oleh
Allah. Maka barang siapa yang menyempurnakan wudhunya, melakukan shalat pada
waktunya, dan menyempurnakan ruku’nya, suudnya dan khusu’nya maka ia berhak
mendapatkan janji Allah bahwa Dia akan mengampuninya, dan brang siapa tidak melakukannya,
maka ia tidak berhak mendapatkan janji itu. Apabila Allah menghendaki, maka Dia
akan mengampuninya dan apabila Allah menghendaki, maka Dia akan menyiksanya”
Muslimin Muslimat Rahimakumullah
Berikut tata urutan shalat ala rasul
·
Berwudhu terlebih dahulu. [1]
Berniat di dalam hati dan tidak dilafazhkan. [2]
Menghadap kiblat, yaitu Ka’bah. [3]
Berniat di dalam hati dan tidak dilafazhkan. [2]
Menghadap kiblat, yaitu Ka’bah. [3]
·
Menempatkan sutrah di hadapanmu
·
Lakukanlah shalat dengan berdiri
·
Bertakbiratul ihram, dengan mengucapkan: “Allaahu Akbar” sambil mengangkat
kedua tangan sejajar dengan bahu [7] atau telinga, [8] serta melihat ke tempat sujud, tidak
menoleh ke kiri atau ke kanan. [9]
·
Meletakkan telapak tangan kanan di atas punggung telapak tangan kiri, atau
di lengan bawah tangan kiri, atau tangan kanan menggenggam tangan kiri, [13] dan posisi kedua tangan di dada.
[14]
Membaca doa Istiftah
Membaca doa Istiftah
·
Membaca Ta’awudz
·
Membaca surat al-Faatihah,
·
Membaca: “Aamiiin” setelah selesai membaca “Waladhdhaalliin”. [18]
Setelah membaca al-Faatihah, bacalah salah satu surat atau ayat-`ayat al-Qur’an yang engkau hafal. [19] Bacaan surat atau ayat-ayat ini dibaca pada rakaat pertama dan kedua saja.
Setelah selesai membaca surat, maka berdiam sejenak (thuma’niinah). [20]
Setelah membaca al-Faatihah, bacalah salah satu surat atau ayat-`ayat al-Qur’an yang engkau hafal. [19] Bacaan surat atau ayat-ayat ini dibaca pada rakaat pertama dan kedua saja.
Setelah selesai membaca surat, maka berdiam sejenak (thuma’niinah). [20]
·
Melakukan ruku’ sambil bertakbir (mengucapkan: “Allaahu Akbar”) dan
mengangkat kedua tangan sejajar dengan pundak atau telinga. [21]
·
Bangkit dari ruku’ (I’tidaal), dengan mengangkat kedua tangan sejajar
dengan bahu atau kedua telinga sambil mengucapkan
·
Setelah tegak berdiri lalu mengucapkan
·
Melakukan sujud sambil bertakbir, kemudian meletakkan kedua lutut terlebih
dahulu daripada kedua tangan (atau boleh pula sebaliknya). [31]
Bangkit dari sujud sambil bertakbir lalu duduk Iftirasy (untuk duduk di antara dua sujud), yaitu duduk dengan bertumpu pada telapak kaki kiri dan telapak kaki kanan ditegakkan. [39]
Bangkit dari sujud sambil bertakbir lalu duduk Iftirasy (untuk duduk di antara dua sujud), yaitu duduk dengan bertumpu pada telapak kaki kiri dan telapak kaki kanan ditegakkan. [39]
·
Posisi tangan ketika duduk iftirasy: telapak tangan kanan diletakkan di
atas paha kanan, demikian pula dengan tangan kiri. [40] Atau telapak tangan kanan
diletakkan di lutut kanan seolah-olah menggenggamnya, demikian pula telapak
tangan kiri. [41]
·
Lalu sujud kembali, kemudian bangkit dari sujud sambil bertakbir, dan duduk
sejenak sebagai duduk istirahat. [43] Kemudian bangkit dengan mengepalkan tangan [47] atau dengan
membukanya. [45]
·
RAKAAT KEDUA:
Melakukan rakaat kedua dengan bersedekap, lalu membaca surat al-Faatihah.
Melakukan rakaat kedua dengan bersedekap, lalu membaca surat al-Faatihah.
·
Setelah sujud kedua, maka lakukanlah tasyahhud Awal dengan posisi duduk
yaitu duduk Iftirasy.
. Lalu membaca doa Tasyahhud Awal:
. Lalu membaca doa Tasyahhud Awal:
·
Lalu membaca shalawat:
·
Bila engkau telah melakukan Tasyahhud Awal, maka bangkitlah, lalu kerjakan
rakaat ketiga dengan tangan bersedekap dan membaca al-Faatihah dan tidak
membaca surat lain setelahnya. Kemudian ruku’, i’tidaal, sujud dan duduk di
antara dua sujud lalu sujud kedua seperti biasa.
·
Bila engkau telah melakukan sujud kedua, maka bangkitlah lalu kerjakanlah
rakaat keempat. Lalu ruku’, i’tidaal, sujud, duduk di antara dua sujud dan
sujud kedua seperti biasa. Maka lakukanlah Tasyahhud Akhir dengan posisi duduk
Tawarruk.
Setelah itu salam, dimulai dengan menolehkan wajah ke kanan sambil mengucapkan:
Setelah itu salam, dimulai dengan menolehkan wajah ke kanan sambil mengucapkan:
·
Lalu menolehkan wajah ke kiri dengan mengucapkan ucapan yang sama.
Cukup sekian materi
yang saya sampaikan semoga Allah memberikan limpahan karunianya kepada kita
Taawudz
Allah hummagfirli
waliwali
Rodhitubillah i hirobba
Robbana dzolamna
Robbana atina fiddunya
Komentar
Posting Komentar