DASAR TEORI MAKALAH INSTITUSI SOSIAL


INSTITUSI SOSIAL

Menurut Alex Inkeles (1965), sosiologi makro membahas hubungan, institusi dan masyarakat. Sedangkan menurut Durkheim pokok perhatian sosiologi ialah tatanan meso dan makro, karena faktor sosial mengacu pada institusi yang mengendalikan individu dalam masyarakat, maka Durkheim berpandangan bahwa sosiologi ialah ilmu masyarakat dan mempelajari institusi. Studi terhadap institusi tersebut telah menghasilkan berbagai cabang khusus dalam sosiologi, antara lain sosiologi perekonomian, sosiologi politik, sosiologi keluarga, sosiologi pendidikan, dan sosiologi agama.

INSTITUSI KELUARGA

Tipe Keluarga
Dalam sosiologi dikenal keluarga dengan sistem konsanguinal dan konjungal. Sistim konsanguinal menekankan pada pentingnya ikatan darah, seperti misalnya hubungan antara seseorang dengan orang tuanya. Seorang anak laki-laki akan memihak orang tuanya manakala orang tuanya berselisih dengan istrinya. Sistim konjungal menekankan pada pentingnya hubungan perkawinan (antara suami dan istri); ikatan dengan suami atau isteri cenderung dianggap lebih penting dari pada ikatan dengan orang tua.
            Ada pula pembedaan keluarga antara keluarga orientasi (family of orientation) dan keluarga prokreasi (family of procreation). Keluarga orientasi ialah keluarga yang di dalamnya seseorang dilahirkan, sedangkan keluarga prokreasi ialah keluarga yang dibentuk seseorang dengan jalan menikah dan mempunyai keturunan.           
Pembagian tipe keluarga lainnya adalah keluarga batih (nuclear family) dan keluarga luas (extended family). Keluarga batih merupakan kesatuan keluarga terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Keluarga luas terdiri dari beberapa keluarga batih.

Aturan Mengenai Perkawinan
Masyarakat mengatur mengenai siapa yang boleh dan tidak boleh menikah. Salah satu diantaranya adalah incest taboo (larangan hubungan sumbang), yang melarang hubungan perkawinan dengan keluarga yang sangat dekat seperti perkawinan seorang anak dengan salah seorang orang tuanya atau perkawinan antara saudara kandung.
Pada dasarnya ada dua macam perkawinan: monogami (perkawinan antara seorang pria dengan seorang wanita pada saat yang sama) dan poligami (perkawinan antara seorang pria dengan beberapa wanita pada waktu yang sama, atau antara seorang wanita dengan beberapa orang pria pada waktu yang sama). Poligami dibagi lagi dalam bentuk perkawinan: poligini (polygyny, yaitu perkawinan antara seorang pria dengan lebih dari seorang wanita pada waktu yang sama), poliandri (polyandry, perkawinan antara seorang wanita dengan lebih dari seorang pria pada waktu yang sama), dan perkawinan kelompok (group marriage, perkawinan dua orang pria atau lebih dengan dua orang wanita atau lebih pada waktu yang sama). Kita pun mengenal bentuk poligini khusus yang dinamakan sororal polygyny, yaitu perkawinan antara seorang pria pada waktu yang sama dengan beberapa orang wanita yang merupakan saudara kandung.

Aturan Mengenai Keturunan
            Dalam hal penarikan keturunan kita mengenal aturan patrilineal, bilateral, matrilineal, dan keturunan rangkap. Pada sistem patrilineal, garis keturunan ditarik melalui laki-laki. Pada sistem bilateral, garis keturunan ditarik melalui pihak laki-laki dan perempuan. Pada sistem matrilineal, garis keturunan ditarik dari garis perempuan. Pada sistem keluarga rangkap garis keturunan ditarik melalui laki-laki secara patrilineal dan melalui perempuan secara matrilineal. Pola demikian dijumpai pada orang Dayak di Kalimantan Tengah.

Pola Menetap
            Setelah melakukan perkawinan setiap pasangan akan menetap. Clayton membagi pola menetap pasangan:
a.    Pola patrilokal,
Pasangan yang baru menikah menetap bersama keluarga pihak laki-laki.
b.   Pola matri-partilokal,
Suami mula-mula menetap bersama keluarga pihak perempuan, tetapi kemudian pasangan menetap bersama keluarga laki-laki.
c.    Pola matrilokal,
Pasangan menetap bersama keluarga pihak perempuan.
d.   Pola patri- matrilokal,
Pasangan yang baru menikah semula menetap di keluarga pihak laki-laki, dan kemudian pindah ke keluarga pihak perempuan.  
e.    Pola bilokal,
Pasagan yang baru menikah dapat memilih untuk menetap di keluarga laki-laki ataupun perempuan.
f.     Pola avunculokal.
Merupakan suatu pola matrilineal yang di dalamnya seorang laki-laki menetap di desa paman dari pihak ibu (kakak laki-laki ibunya).
g.   Pola neolokal,
Pasangan suami istri setelah menikah bebas untuk memilih tempat menetap di luar tempat keluarga laki-laki ataupun perempuan.

Fungsi Keluarga
Keluarga adalah unit suatu satuan sosial terkecil yang dimiliki manusia sebagai mahluk sosial, yang ditandai dengan adanya kerjasama ekonomi. dan hubungannya dengan perkembangan individu dikenal dengan sebutan primary group. Fungsi keluarga adalah berkembang biak, mensosialisasi atau mendidik anak, menolong, melindungi atau merawat orang-orang tua. Pengertian fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan didalam atau oleh keluarga itu.
a.       Biologis
Fungsi ini diharapkan agar keluarga dapat menyelenggarakan persiapan perkawinan bagi anak-anaknya. Persiapan perkawinan yang dilakukan oleh orang tua bagi anak-anaknya dapat berbentuk antara lain pengetahuan tentang kehidupan seks bagi suami isteri, pengetahuan untuk mengatur rumah tangga bagi sang isteri, tugas dan kewajiban bagi suami, memelihara pendidikan bagi anak-anak dan sebagainya.
b.   Pemeliharaan
Keluarga diwajibkan berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung dari gangguan-gangguan sebagai berikut :
1.      Gangguan udara dengan berusaha menyediakan rumah
2.      Gangguan penyakit dengan berusaha menyediakan obat-obatan
3.      Gangguan bahaya dengan berusaha menyediakan senjata, pagar tembok dan lain-lain.
c.   Ekonomi
Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan manusia yang pokok:
1.      Kebutuhan makan dan minum
2.      Kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya
3.      Kebutuhan tempat tinggal
d.      Keagamaan
Keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
e.       Sosial
Keluarga berusaha mempersiapkan anak-anaknya bekal selengkap-lengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan yang diharapkan akan mereka jalankan kelak bila sudah dewasa.
Menurut Drs. Soewaryo Wangsanegara dalam buku Ilmu Sosial Dasar dikatakan bahwa fungsi-fungsi keluarga, meliputi :
a.    Pembentukan kepribadian dalam lingkungan keluarga.
b.  Keluarga merupakan alat reproduksi kepribadian-kepribadian yang berakar dari etika, estetika, moral keagaman dan kebudayaan.
c.  Keluarga merupakan eksponen dari kebudayaan masyarakat karena menempati posisi kunci.
d. Keluarga sebagai lembaga perkumpulan perekonomian.
e.  Keluarga sebagai pusat pengasuhan dan pendidikan.
Horton dan Hunt (1984) dalam Sunarto (2004) membuat pengidentifikasikan fungsi keluarga yaitu: fungsi pengaturan seks, reproduksi, sosialisasi, afeksi, definisi status, perlindungan dan ekonomi
a.       Pengaturan seks,
Keluarga berfungsi untuk mengatur penyaluran dorongan seks. Tidak ada masyarakat yang memperbolehkan hubungan seks sebebas-bebasnya antara siapa saja dalam masyarakat.
b.      Reproduksi,
Reproduksi berupa pengembangan keturunan pun selalu dibatasi dengan aturan yang menempatkan kegiatan ini dalam keluarga.
c.       Sosialisasi,
Keluarga berfungsi untuk mensosialisasikan anggota baru masyarakat sehingga dapat memerankan apa yang diharapkan darinya.
d.      Afeksi,
Keluarga memberikan cinta kasih kepada anak. Berbagai studi menunjukkan bahwa seorang anak yang tidak menerima cinta kasih dapat berkembang menjadi penyimpang, menderita gangguan kesehatan dan meninggal.
e.       Definisi Status,
Keluarga memberikan status pada seorang anak yaitu status yang diperoleh orang tuanya dalam suatu kelas sosial tertentu.
f.        Perlindungan,
Keluarga memberikan perlindungan fisik maupun yang bersifat kejiwaan.
g.      Ekonomi,
Keluarga menjalankan fungsi ekonomi seperti produksi, distribusi dan konsumsi.

Bertemu dan Berpisah Dalam Keluarga
            Ikatan yang mempertalikan suami dan istri dalam perkawinan kadangkala rapuh dan bahkan putus sehingga terjadi perpisahan atau bahkan perceraian. Dengan terjadinya perceraian maka dengan sendirinya fungsi keluarga mengalami gangguan dan pihak yang bercerai maupun anak-anak harus menyesuaikan diri dengan situasi baru. Dengan demikian peningkatan angka perceraian dalam masyarakat pun membawa peningkatan gaya hidup khas keluarga bercerai, seperti hidup sendiri menjanda atau menduda, adanya anak yang harus hidup dengan selain salah satu orang tua saja, dan bahkan mungkin hidup dengan saudara kandung lain.

Berkembangnya Gaya Hidup Baru
            Dalam kehidupan masyarakat telah berkembang gaya hidup yang menyimpang dari pola kehidupan perkawinan dan berkeluarga yang semula berlaku. Giddens mengidentifikasikannya tiga bentuk gaya hidup demikian:
a.       Hidup bersama di luar nikah (cohabitation)
b.      Keluarga orang tua homoseks (gay parent families)
c.       Hidup membujang

Kekerasan Dalam Keluarga
            Saat ini banyak ditemukan Giddens meningkatnya kejadian kekerasan dalam keluarga: penganiayaan suami terhadap istri, penganiayaan orang tua terhadap anak. Perkosaan orang tua terhadap anak (termasuk di dalamnya perkosaan terhadap anak tiri, kemenakan, cucu)

INSTITUSI PENDIDIKAN

Keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh berbagai faktor, seperti: kualitas sumber daya manusia, tersedianya sumber daya alam yang memadai, adanya birokrasi pemerintahan yang kuat dan efisien, dan sebagainya. Pendidikan sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Suatu bangsa akan berhasil dalam pembangunan dan tumbuh menjadi bangsa yang maju apabila telah berhasil memenuhi jumlah dan mutu dalam pendidikan penduduknya.

Pokok Bahasan Sosiologi Pendidikan
Pokok bahasan utama dalam sosiologi pendidikan ialah institusi pendidikan formal. Namun kita ketahui pula bahwa diluar sekolah dijumpai berbagai bentuk pendidikan luar sekolah seperti pendidikan non formal dan pendidikan informal.
a.       Pendidikan Formal:
Sekolah hendaknya merupakan bagian integral dari masyarakat sekitarnya, berorientasi kepada pembangunan dan kemajuan, serta mempunyai kurikulum, metode mengajar dan program yang menyenangkan, menantang dan cocok dengan tujuannya.
b.      Pendidikan Nonformal:
Pendidikan yang dilakukan secara teratur tetapi tidak terlalu ketat mengikuti peraturan-peraturan yang tepat seperti pendidikan formal karena umumnya dilakukan di luar lingkungan sekolah.
c.       Pendidikan Informal:
Pendidikan yang diperoleh berdasarkan pengalaman dalam hidup sehari-hari dengan sadar maupun tidak sadar sejak lahir sampai ke liang kubur.

Disamping itu masih ada institusi pendidikan yang merupakan Lembaga-Lembaga Pendidikan di Bawah Departemen dan Non Departemen yang bertujuan untuk meningkatkan skill insan-insan pelaksana pembangunan agar memiliki keterampilan yang memadai sejalan dengan tuntutan pembangunan. Pada awalnya berbentuk Pusdiklat (Non Fomal), kemudian berkembang menjadi pendidikan formal, seperti : STAN, AKABRI, STIP, STIS, STIA (LAN), dll.

Fungsi Pendidikan
            Hurton dan Hunt (1984) membedakan fungsi pendidikan menjadi dua yaitu fungsi manifes dan fungsi laten.
a.       Fungsi manifes dari institusi pendidikan ialah antara lain, mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah, mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi maupun bagi kepentingan masyarakat, melestarikan kebudayaan, menanamkan ketrampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi dan sebagainya. Fungsi manifes adalah fungsi yang tercantum dalam kurikulum sekolah.
b.      Fungsi laten seperti pemupukan keremajaan, pengurangan pengendalian orang tua, penyediaan sarana pembangkangan, dan dipertahankannya sistem kelas sosial.

INSTITUSI DI BIDANG AGAMA
            Agama merupakan suatu institusi penting yang mengatur kehidupan manusia. Agama menurut Durkheim ialah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci, dan bahwa kepercayaan dan praktik tersebut mempersatukan semua orang yang beriman ke dalam suatu komunitas moral yang dinamakan umat. Menurut Durkheim semua kepercayaan agama mengenai pembagian semua benda yang ada di bumi ini, baik yang berwujud nyata maupun berwujud ideal ke dalam dua kelompok yang saling bertentangan, yaitu hal yang bersifat profan dan hal yang bersifat suci (sacred).
            Karena sukarnya mendefinisikan konsep agama, Light, Keller dan Calhoun (1989) memilih untuk memusatkan perhatian pada unsur dasar yang dijumpai pada agama, yaitu kepercayaan agama, simbol agama, praktik agama, umat agama, dan pengalaman agama. Setiap agama mempunyai kepercayaan, seperti misalnya kepercayaan pada satu Tuhan pada agama yang menganut monotheisme, kepercayaan pada reinkarnasi pada agama Hindu, atau kepercayaan pada roh nenek moyang pada agama Shinto.

Fungsi Agama
            Hurton dan Hunt (1984) membedakan antara:
a.       Fungsi Manifes,
Fungsi manifes agama berkaitan dengan segi doktrin, ritual, dan aturan perilaku dalam agama.
b.      Fungsi Laten,
Menggerakkan kita untuk berperilaku baik karena melalui komunikasi dengan Tuhannya orang akan beriman.
Durkheim memandang agama mempunyai fungsi positip bagi integrasi masyarakat. Dengan berkomunikasi dengan Tuhannya seseorang akan mengetahui kebenaran yang tidak diketahui orang kafir dan menjadi seseorang yang lebih kuat untuk hidup. Melalui upacara agama yang dilakukan secara berjamaah maka persatuan dan kebersamaan umat dipupuk dan dibina.
            Namun ada ahli sosiologi yang mengatakan bahwa agama mempunyai disfungsi. Pertentangan yang membahayakan keutuhan masyarakat tidak jarang bersumber dari agama. Konflik antara kaum Katolik dan kaum Protestan di Irlandia Utara, antara kaum Sikh dan kaum Hindu di negara bagian Punjab, antara umat Islam Palestina dan umat Yahudi di Israel menunjukkan bahwa adanya agama yang berlainan atau aliran berbeda dalam agama yang sama dalam satu masyarakat dapat membahayakan masyarakat.

Agama dan Perubahan Sosial
            Dalam banyak masyarakat perubahan sosial sering diiringi dengan gejala sekularisme, yang oleh Giddens (1989) didefinisikan sebagai proses melalui mana agama kehilangan pengaruhnya terhadap berbagai segi kehidupan manusia dan oleh Light, Keller dan Calhoun (1989) didefinisikan sebagai proses melalui mana perhatian manusia beserta institusinya semakin tercurahkan pada hal duniawi dan perhatian terhadap hal yang bersifat rohaniah semakin berkurang.
            Kisah perlawanan agama terhadap perubahan sosial dapat kita temukan dalam sejarah berbagai masyarakat. Revolusi yang berlangsung di Iran di bawah pimpinan Ayatullah Khomeini, misalnya merupakan reaksi terhadap perubahan cepat yang terjadi dalam masyarakat. Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat kita telah diiringi dengan peningkatan kegiatan keagamaan di kalangan umat Islam.  

Agama dan Institusi Lain di Masyarakat
                  Kesalingterkaitan antara institusi agama dan institusi lain merupakan pokok kajian yang ditekuni oleh para ahli sosiologi:
a.    Agama dan Keluarga,
Masuknya agama Katolik di pulau Flores dianggap sebagai faktor yang secara bertahap menghilangkan praktik poligami dan menghalangi terjadinya perceraian dalam masyarakat. Dalam masyarakat yang agamanya tidak membenarkan pembatasan kelahiran dijumpai keluarga yang cenderung mempunyai banyak anak.
b.   Agama dan Politik,
Sebelum terjadinya penyederhanaan partai politik yang diikuti dengan diterimanya Pancasila sebagai satu-satunya asas di masa lalu, di negara kita pernah terdapat partai politik berbasis agama seperti Masyumi, Nahdlatul Ulama, PSII, Partai Kristen Indonesia dan Partai Katolik.
c.    Agama dan Institusi Ekonomi,
Weber dalam tesisnya mengkaitkan antara etika Protestan dengan semangat Kapitalisme. Di Indonesia, Gifford Geertz (1970) pun pernah mempelajari keterkaitan antara agama dengan kewiraswastaan, yaitu peran kewiraswastaan yang dijalankan oleh kaum santri di kota Pare dan kaum bangsawan Hindu di kota Tabanan.
d.   Agama dan Pendidikan,
Mata pelajaran agama diberikan mulai dari jenjang taman kanak-kanak sampai pendidikan tinggi.
e.    Agama dan Stratifikasi,
Para anggota sekte, gereja atau denominasi berbagai agama di Amerika Serikat tidak tersebar secara acak di berbagai lapisan sosial melainkan cenderung mengelompok di kelas sosial tertentu.

INSTITUSI EKONOMI
                  Ilmu pengetahuan yang berkembang ditandai dengan adanya perubahan memudarnya sistem feodalisme dan berkembangnya sistem kapitalisme. Sejak awal para ahli sosiologi telah tertarik dalam kegiatan perekonomian.
                  Sosiologi ekonomi merupakan kajian sosiologi terhadap kompleksnya kegiatan yang melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan konsumsi barang dan jasa yang bersifat langka. Perhatian para ahli sosiologi pada kegiatan ekonomi telah melahirkan beberapa spesialisasi dalam sosiologi yang menunjang sosiologi perekonomian. Smelser (1965) menyebutkan, antara lain, perkembangan sosiologi industri dan sosiologi profesi.
                  Menurut Komblum (1988) penelitian terhadap institusi ekonomi difokuskan pada pokok bahasan berikut: pasar dan pembagian kerja, interaksi antara pemerintah dan institusi ekonomi, dan perubahan pada pekerjaan. Bahasan disini akan meliputi ideologi ekonomi yang memengaruhi perkembangan masyarakat, pekerjaan, dan institusi yang berkaitan dengan dunia usaha.

      Ideologi Ekonomi
                  Yang akan dibahas disini adalah ideologi kapitalisme dan sosialisme.
a.       Ideologi Kapitalisme,
Merupakan sistem ekonomi yang didasarkan pada pemilikan pribadi atas sarana produksi dan distribusi untuk kepentingan pencarian laba pribadi kearah pemupukan modal melalui persaingan bebas.
b.      Ideologi Sosialisme,
Merupakan sistem ekonomi dimana pengaturan produksi dan distribusi komoditas di seluruh negara dilaksanakan secara terpusat.

Perusahaan
            Sosiologi mempelajari institusi di bidang ekonomi yang melaksanakan produksi dan distribusi barang dan jasa dalam masyarakat. Dalam masyarakat kita menjumpai berbagai bentuk organisasi yang terlibat dalam proses proses ini, yaitu perusahaan.
            Kita mengenal industri yang mendominasi beberapa perusahaan raksasa yang disebut oligopoli. Ada yang bernama konglomerat, perusahaan raksasa yang terdiri dari himpunan perusahaan lebih kecil. Ada yang disebut perusahaan multinasional yaitu perusahaan yang mempunyai cabang di berbagai negara. Ada juga perusahaan kecil.

INSTITUSI POLITIK
            Komblum (1988) mendefinisikan institusi politik sebagai perangkat aturan dan status yang mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang. Contoh dari institusi utama di bidang politik yang diajukannya ialah: eksekutif, legislatif, yudikatif, militer, keamanan nasional dan partai politik.
Tipe Dominasi
            Menurut Weber  kekuasaan perlu dibedakan dengan dominasi. Kekhasan dominasi adalah pihak yang berkuasa mempunyai wewenang sah untuk berkuasa berdasarkan aturan yang berlaku sehingga pihak yang dikuasai wajib menaati kehendak penguasa.
            Weber membedakan tiga jenis dominasi, yaitu kharismatik, tradisional dan legal-rasional.
a.       Dominasi Kharismatik,
Didasarkan pada kepercayaan bahwa sang pemimpin mempunyai kemampuan luar biasa. Misalnya: Rasul, Nabi, pahlawan.
b.      Dominasi Tradisional,
Penguasa melanjutkan tradisi yang telah ditegakkan oleh pemimpin sebelumnya
c.       Dominasi Legal-Rasional,
Dalam tipe ini kekuasaan pemimpin didasarkan pada aturan hukum yang dibuat dengan sengaja atas dasar pertimbangan rasional.
 
Proses Politik
            Proses politik berupa persaingan untuk memperoleh kekuasaan dan ini dapat dengan mudah mengarah ke konflik yang dapat mengancam keutuhan masyarakat. Oleh sebab itu yang menjadi pokok perhatian Lipset ialah faktor yang menyebabkan terjadinya konflik dan konsensus.
            Weber dan Michels memusatkan perhatian mereka pada hubungan antara birokrasi dan demokrasi. Keduanya berpandangan bahwa baik organisasi sosialis maupun kapitalis akan mempunyai kecenderungan untuk menjadi organisasi yang bersifat birokratis dan oligarkis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UJI NYALA API UNSUR ALKALI DAN ALKALI TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ELEKTROLISIS LARUTAN KI

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UJI MAKANAN