ILMU PENGETAHUAN DAN SOSIOLOGI


BAB I
PENDAHULUAN

PENGANTAR
            Sosiologi merupakan suatu ilmu yang masih muda, walau telah mengalami perkembangan yang cukup lama. Sejak manusia mengenal kebudayaan dan peradaban, masyarakat manusia sebagai proses pergaulan hidup telah menarik perhatian. Awal mulanya, orang-orang yang meninjau masyarakat, hanya tertarik pada masalah-masalah yang menarik perhatian umum, seperti kejahatan, perang, kekuasaan golongan yang berkuasa, keagamaan dan lain sebagainya. Dari pemikiran seperti itu berkembang pada filsafat kemasyarakatan, di mana orang menguraikan harapan-harapan tentang susunan serta kehidupan masyarakat yang diingini atau ideal.
            Filsafat dipandang sebagai induk ilmu pengetahuan. Filsafat mencakup ontologi, deontologi, epistemologi dan aksiologi. Ontologi menjadi cabang filsafat tentang sifat kenyataan riil dan deontologi adalah sifat kenyataan riil. Epistemologi merupakan dasar-dasar dan batas-batas pengetahuan. Sedangkan aksiologi adalah evaluasi atau penilaian dasar-dasar dan kenyataan.
            Sejalan dengan perkembangan zaman dan tumbuhnya peradaban, Ilmu Filsafat mengalami perkembangan pula. Astronomi (ilmu tentang bintang-bintang) dan fisika (ilmu alam) yang pertama-tama memisahkan sebagai ilmu tersendiri diikuti oleh ilmu kimia, biologi dan geologi. Pada abad ke -19, dua ilmu pengetahuan baru muncul yaitu psikologi (ilmu yang mempelajari perilaku dan sifat-sifat manusia) dan sosiologi (ilmu yang mempelajari masyarakat). Astronomi, pada mulanya merupakan bagian dari filsafat yang bernama kosmologi, sedangkan filsafat alamiah, filsafat kejiwaan dan filsafat sosial, masing-masing menjadi fisika, psikologi dan sosiologi.
            Auguste Comte (1839) filsafat Perancis mengatakan bahwa Sosiologi berasal dari kata Latin socius yang berarti “kawan” dan kata Yunani logos yang berarti “kata” atau “berbicara”. Jadi Sosiologi berarti “berbicara mengenai masyarakat”. Sosiologi adalah ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum yang merupakan hasil terakhir dari perkembangan ilmu pengetahuan. Sosiologi harus dibentuk berdasarkan pengamatan dan tidak pada spekulasi-spekulasi perihal keadaan masyarakat.
            Herbert Spencer dari Inggris yang mengembangkan ilmu Sosiologi melalui suatu penelitian dalam bukunya Principles of Sociology setengah abad kemudian sehingga istilah sosiologi lebih populer. Ahli-ahli sosiologi lainnya yang turut mengembangkan ilmu Sosiologi adalah: Karl Marx (Jerman), Vilfredo Parezo (Itali), Pitirim A. Sorokin (Rusia), Max Weber (Jerman), Steinmetz (Belanda), Charles Horton Cooley (Amerika Serikat), Lester F. Ward (Amerika Serikat) dan lain sebagainya.

 

ILMU PENGETAHUAN DAN SOSIOLOGI

1.   Apakah Ilmu Pengetahuan (Science)?
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan (knowledge) yang tersusun secara sistimatis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, pengetahuan mana selalu dapat diperiksa dan ditelaah (dikontrol) dengan kritis oleh setiap orang lain yang ingin mengetahuinya. Yang dimaksud pengetahuan adalah kesan di dalam fikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs), takhyul (superstitions) dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformation).
      Adalah sangat penting untuk diketahui bahwa pengetahuan berbeda dengan buah pikiran (ideas), oleh karena tidak semua buah pikiran merupakan pengetahuan. Tidak semua buah pikiran memerlukan pembuktian akan kebenaran atau ketidakbenarannya.
            Tidak semua pengetahuan merupakan suatu ilmu, hanya pengetahuan yang tersusun secara sistimatis saja yang merupakan ilmu pengetahuan. Sistematika berarti urut-urutannya tertentu terdiri dari unsur-unsur yang merupakan suatu kebulatan, sehingga dengan adanya sistematika tersebut akan jelas tergambar apa yang merupakan garis besar dari ilmu pengetahuan yang bersangkutan.
      Setelah manusia memperoleh pengetahuan tentang sesuatu, maka kepuasannya segera disusul oleh suatu kecenderungan untuk lebih tahu lagi. Berbagai cara yang dilakukan adalah:
  1. Penemuan secara kebetulan
  2. Hal untung-untungan
  3. Kewibawaan, yaitu berdasarkan penghormatan terhadap pendapat atau penemuan yang dihasilkan oleh seseorang batau lembaga tertentu yang dianggap mempunyai kewibawaan atau wewenang.
  4. Usaha-usaha yang bersifat spekulasi
  5. Pengalaman
  6. Penelitian ilmiah
Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu bagian pokok dari ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk lebih mengetahui dan mendalami segala segi kehidupan. Penelitian merupakan alat utama yang dipergunakan manusia untuk memperkuat, membina serta mengembangkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan berkembang pada taraf yang tinggi, yaitu bila sampai pada:
a.       Metode percobaan dan kesalahan
b.      Mempelajari atau mempergunakan efek dari metode pertama terhadap situasi yang biasa dihadapi
c.       Persepsi dan investigasi visual terhadap alternatif aksi potensial
d.      Mempelajari dengan pengamatan, didasarkan pada pengamatan terhadap usaha dan hasil aksi fihak-fihak lain
e.       Imitasi, pengamatan dan peniruan terhadap perilaku fihak-fihak lain
f.        Instruksi verbal dan penerimaan informasi verbal dari fihak-fihak lain
g.      Pemikiran dan konfrontasi simbolis dari perilaku potensial dengan model realitas yang diadopsi
h.      Pengambilan keputusan secara kolektif atas dasar pengamatan terhadap kenyataan yang dilakukan oleh orang banyak dalam kondisi-kondisi yang sama
Secara umum dikenal adanya empat kelompok ilmu pengetahuan, yaitu masing-masing:
a.       Ilmu Matematika
b.      Ilmu Pengetahuan Alam, yaitu kelompok ilmu pengetahuan yang mepelajari gejala-gejala alam baik yang hayati (life sciences) maupun yang tidak hayati (fisika)
c.       Ilmu tentang perilaku (behavioral sciences) yang disatu pihak menyoroti perilaku hewan (animal behavior) dan di lain fihak menyoroti perilaku manusia (human behavior). Yang terakhir ini seringkali dinamakan ilmu-ilmu sosial yang mencakup pelbagai ilmu pengetahuan yang masing-masing menyoroti sesuatu di dalam kehidupan masyarakat
d.      Ilmu pengetahuan kerohanian, yang merupakan kelompok ilmu pengetahuan yang mempelajari perwujudan spiritual kehidupan bersama manusia.
Dari sudut penerapannya, dibedakan menjadi ilmu pengetahuan murni (pure science) dan ilmu pengetahuan terapan (applied science). Ilmu pengetahuan murni bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak, yaitu mempertinggi mutunya. Ilmu pengetahuan terapan bertujuan untuk mempergunakan dan menerapkan ilmu pengetahuan dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi.
2.  Ilmu-ilmu Sosial  dan Sosiologi
            Istilah sosial (social) pada ilmu-ilmu sosial mempunyai arti yang berbeda dengan misalnya istilah Sosialisme atau istilah sosial pada Departemen Sosial. Istilah “sosial”         pada ilmu-ilmu sosial menunjuk pada obyeknya yaitu masyarakat, “sosialisme” adalah          suatu ideologi yang berpokok pada prinsip pemilikan umum (atas alat-alat produksi       dan jasa-jasa dalam bidang ekonomi). Sedangkan istilah sosial pada Departemen        Sosial, menunjukkan pada kegiatan-kegiatan di lapangan sosial.Artinya kegiatan-     kegiatan yang ditujukan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh        masyarakat dalam bidang kesejahteraan, seperti misalnya tuna karya, tuna susila,        orang jompo, yatim piatu dan lain sebagainya yang ruang lingkupnya adalah     pekerjaan ataupun pekerjaan sosial.
            Sosiologi jelas merupakan ilmu sosial yang obyeknya adalah masyarakat. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri karena telah memenuhi     segenap unsur-unsur ilmu pengetahuan, yang ciri-ciri utamanya adalah:
a.    Sosiologi bersifat empiris yang berarti bahwa ilmu pengetahuan tersebut    didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak          bersifat spekulatif
     b.    Sosiologi bersifat teoritis, yaitu ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi
     c.    Sosiologi bersifat kumulatif yang berarti bahwa teori-teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada
     d.   Sosiologi bersifat non-etis, yakni yang dipersoalkan bukanlah buruk-baiknya fakta tertentu, akan tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakta tersebut secara analitis.
     Manfaat ilmu-ilmu sosial dan hubungan antara ilmu-ilmu sosial dengan sosiologi:
a.       adanya suatu terminologi yang menyeragamkan pelbagai disiplin perilaku
b.      suatu teknik penelitian terhadap organisasi-organisasi yang besar dan komplek
c.       suatu pendekatan sintesis yang meniadakan analisis fragmentaris dalam rangka hubungan internal antara bagian-bagian yang tidak dapat diteliti di luar konteks yang menyeluruh
d.      suatu sudut pandang yang memungkinkan analisis terhadap masalah-masalah sosiologi dasar
e.       penelitian yang lebih banyak tertuju pada hubungan dari bagian-bagian, dengan tekanan pada proses dan kemungkinan terjadinya perubahan
f.        kemungkinan mengadakan penelitian secara operatif dan obyektif terhadap sistem perilaku yang berorientasi pada tujuan atau didasarkan pada tujuan, proses kognitif-simbolis, kesadaran diri dan sosial, tahap-tahap keadaan darurat secara sosial-budaya dan seterusnya.
3.  Definisi Sosiologi dan Sifat Hakikatnya
       Tidaklah mudah untuk merumuskan suatu definisi yang dapat mengemukakan keseluruhan pengertian, sifat dan hakikat yang dimaksud. Namun beberapa ahli membuat definisi:
     a.    Pitirim Sorokin mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari:
            i.   hubungan dan pengaruh timbal-balik antara aneka macam gejala-gejala sosial;
            ii.  hubungan dan pengaruh timbal-balik antara gejala sosial dengan gejala-gejala non-sosial;
            iii. ciri-ciri umum semua gejala sosial
b.      Roucek dan Warren mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.
c.       William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff  berpendapat bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial
d.      J. A. A. Van Doorn dan C. J. Lammers berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
e.       Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
       Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi yang dimaksud dengan struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok yaitu kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok serta lapisan-lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal-balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, umpamanya pengaruh antara segi kehidupan ekonomi dan politik, dengan agama dan lain sebagainya.
       Sifat-sifat hakikat sosiologi adalah:
a.       Sosiologi adalah ilmu sosial
b.      Sosiologi adalah suatu disiplin yang kategoris bukan normatif. Artinya Sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi dewasa ini dan bukan mengenai apa yang terjadi atau seharusnya terjadi.
c.       Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni (pure science) dan bukan merupakan ilmu pengetahuan terapan (applied science). Tujuan mempelajari sosiologi adalah untuk mendapatkan pengetahuan yang sedalam-dalamnya tentang masyarakat dan bukan untuk mempergunakan pengetahuan tersebut terhadap masyarakat.
d.      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang kongkrit.
e.       Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum.
f.        Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional.
g.      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang khusus.
Sebagai kesimpulan, sosiologi adalah ilmu sosial yang kategoris, murni, abstrak, berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional empiris, serta bersifat umum.
4.  Obyek Sosiologi
       Agak sukar untuk memberi batasan tentang masyarakat, meskipun beberapa sarjana memberikan definisi masyarakat (society) seperti misalnya:
a.    Mac Iver dan Page yang mengatakan:”Masyarakat ialah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerjasama antara berbagai kelompok dan penggolongan, dari pengawasan tingkah-laku serta kebebasan-kebebasan manusia Keseluruhan yang selalu berubah ini kita namakan masyarakat. Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial. Dan masyarakat selalu berubah”
     b.    Ralph Linton: “ Masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas”
     c.    Selo Soemardjan menyatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.
      Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan”masyarakat” mencakup unsur-unsur:
a.       Manusia yang hidup bersama.
b.      Bercampur untuk waktu yang cukup lama.
c.       Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.
d.      Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama => menimbulkan kebudayaan.
Pada dasarnya manusia mempunyai dua hasrat yang kuat dalam dirinya:
a.       Keinginan untuk menjadi satu dengan sesamanya atau manusia lain di sekelilingnya
b.      Keinginan untuk menjadi satu dengan lingkungan alam sekelilingnya.


Suatu masyarakat mempunyai sistem adaptasi, disamping juga mempunyai pelbagai kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan-kebutuhan itu antara lain:
a.         Adanya populasi dan population replacement
b.        Informasi
c.         Energi
d.        Materi
e.         Sistem komunikasi
f.          Sistem produksi
g.        Sistem distribusi
h.        Sistem organisasi sosial
i.          Sistem pengendalian sosial
j.          Perlindungan warga masyarakat terhadap ancaman-ancaman yang tertuju pada jiwa dan harta bendanya
Dengan demikian, maka setiap masyarakat mempunyai komponen-komponen dasarnya, yakni:
a.         Populasi, yakni warga-warga suatu masyarakat yang dilihat dari sudut pandangan kolektif. Aspek sosiologis yang perlu dipertimbangkan adalah:
i. aspek-aspek genetik yang konstan.
ii. variabel-variabel genetik.
iii.variabel-variabel demografis.
b.        Kebudayaan, yakni hasil karya, cipta dan rasa dari kehidupan bersama yang mencakup:
i.     Sistem lambang-lambang
ii.   Informasi
c.    Hasil-hasil kebudayaan material.
d.    Organisasi sosial, yakni jaringan hubungan antara warga-warga masyarakat yang bersangkutan, yang antara lain mencakup:
       i.   Warga masyarakat secara individual
       ii.  Peranan-peranan
iii. Kelompok-kelompok sosial
iv. Kelas-kelas sosial
e.       Lembaga-lembaga sosial dan sistemnya
Harus dibedakan antara rakyat dan masyarakat karena rakyat merupakan keseluruhan penduduk suatu daerah tanpa melihat pada cara bergaulnya atau cara hidupnya. Jadi istilah rakyat menunjuk pada:
a.         sejumlah besar penduduk
b.        yang mempunyai kehendak umum bersama
c.         dihadapkan pada pemerintah yang mengatur dan memerintah kehendak tadi
       Istilah “bangsa” lebih menekankan pada soal nasib bersama dari orang-orang yang hidup di suatu daerah yang menyerahkan soal nasib bersama kepada negara, yang mempunyai wewenang mutlak untuk menjamin nasib bersama dari orang banyak tadi. Isi suatu negara adalah bangsa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UJI NYALA API UNSUR ALKALI DAN ALKALI TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ELEKTROLISIS LARUTAN KI

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UJI MAKANAN