MAKALAH TENTANG KELOMPOK SOSIAL


KELOMPOK SOSIAL

Kelompok sosial merupakan suatu gejala yang muncul dari adanya kegiatan manusia. Tanpa kita sadari sejak lahir hingga ajal kita menjadi anggota berbagai jenis anggota. Definisi Kelompok (menurut Merton) adalah sekumpulan orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola-pola yang telah mapan.
Bierstedt memakai tiga kriteria yaitu kesadaran jenis, hubungan satu sama lain, ikatan organisasi untuk membedakan kelompok yang satu dengan yang lain. Ada empat jenis kelompok (menurut Bierstedt) yaitu:
1.      Kelompok asosiasi : dalam kelompok ini  anggotanya memiliki kesadaran jenis, persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama, hubungan sosial, kontak, dan komunikasi serta biasanya antara anggota dijumpai adanya ikatan organisasi sosial. Contoh: Negara RI, OSIS, gerakan pramuka, senat mahasiswa, organisasi politik, dan lain sebagainya.
2.      Kelompok Sosial : dalam kelompok ini  anggotanya memiliki kesadaran jenis dan hubungan satu sama lain tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi. Contoh: kelompok teman, kerabat, dan sebagainya.
3.      Kelompok Kemasyarakatan : dalam kelompok ini  anggotanya belum ada kontak  dan komunikasi  di antara anggotanya dan juga belum ada organisasi namun kelompok ini ada karena  adanya kesadaran akan persamaan jenis diantara mereka. Contoh: Kelompok masyarakat menurut jenis kelamin.
4.      Kelompok Statistik:  dalam kelompok ini  tidak memenuhi tiga kriteria di atas. Contoh:  Pengelompokan sejumlah penduduk berdasarkan usia interval lima tahun seperti kelompok umur 0-4 tahun, 5-9 tahun dan seterusnya.
Durkheim membedakan antara kelompok yang didasarkan pada solidaritas mekanis dan kelompok yang didasarkan pada solidaritas organis. Solidaritas mekanis merupakan ciri yang menandai masyarakat yang sederhana, perbedaan tidak dibenarkan, mereka mempunyai persamaan perilaku dan sikap. Solidaritas organis merupakan bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks—masyarakat yang telah mengenal pembagian kerja yang rinci dan dipersatukan oleh kesalingtergantungan antar bagian.
Cooley memperkenalkan konsep kelompok primer. Sebagai lawannya, sejumlah ahli sosiologi menciptakan konsep kelompok sekunder—suatu konsep yang tidak kita jumpai dalam karya Cooley— Dalam kelompok primer, terdapat interaksi sosial yang lebih intensif dan lebih erat antar anggotanya daripada dalam kelompok sekunder.
Contoh kelompok primer:
·         keluarga
·         rukun tetangga
·         kelompok kawan sepermainan di sekolah
·         kelompok belajar
·         dan sebagainya.
Sifat interaksi dalam kelompok-kelompok primer ini bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati.
Contoh kelompok sekunder:
·         partai politik
·         serikat pekerja
Sifat interaksi rasional atas pertimbangan perhitungan untung rugi tertentu.
Suatu klasifikasi lain, yaitu pembedaan antara kelompok dalam dan kelompok luar, didasarkan pada pemikiran Sumner. Sumner mengemukakan bahwa di kalangan anggota kelompok dalam dijumpai persahabatan, kerjasama, keteraturan, dan kedamaian sedangkan hubungan antara kelompok dalam dengan kelompok luar ditandai kebencian, permusuhan, perang dan perampokan.
Merton mengamati bahwa kadang-kadang perilaku seseorang mengacu pada kelompok lain yang dinamakannya kelompok acuan. Di kala seseorang berubah keanggotaan kelompok, ia sebelumnya dapat menjalani perubahan orientasi—suatu proses yang diberi nama sosialisasi antisipatoris.
Parsons memperkenalkan perangkat variabel pola. Menurutnya variabel pola merupakan seperangkat dilemma universal yang dihadapi dan harus dipecahkan seorang pelaku dalam setiap situasi sosial.
Suatu klasifikasi yang digali Geertz dari masyarakat Jawa ialah pembedaan antara kaum abangan, santri, dan priyayi. Menurut Geertz pembagian masyarakat yang ditelitinya kedalam tiga tipe budaya ini didasarkan atas perbedaan pandangan hidup di antara mereka.
Menurut Weber dalam masyarakat moderen kita menjumpai suatu sistem jabatan yang dinamakannya birokrasi. Organisasi birokrasi yang disebutkan Weber mengandung sejumlah prinsip. Prinsip-prinsip tersebut hanya dijumpai pada birokrasi yang oleh Weber disebut tipe ideal, yang tidak akan kita jumpai dalam masyarakat.
Suatu Gejala yang menarik perhatian banyak ilmuwan sosial ialah keterkaitan antara kelompok formal  dan kelompok informal. Dalam organisasi formal akan terbentuk berbagai kelompok informal. Nilai dan aturan kelompok informal dapat bertentangan dengan nilai dan aturan yang berlaku dalam organisasi formal.
Ciri-ciri utama kelompok sosial yaitu
  1. Motif yang sama antara anggota kelompok
  2. Reaksi-reaksi dan kecakapan yang berlainan antar anggota kelompok
  3. Penegasan Struktur kelompok
  4. Penegasan norma-norma kelompok

HUBUNGAN ANTAR KELOMPOK

Dalam pembahasan mengenai hubungan antarkelompok yang dimaksudkan dengan kelompok terbagi menjadi 4 (empat) tipe yaitu: statistical group, societal group, social group, dan associational group.  Konsep kelompok  di sini mencakup semua kelompok yang diklasifikasikan berdasarkan kriteria ciri fisik, kebudayaan, ekonomi, dan perilaku. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelompok minoritas dapat dikaji dengan menggunakan dimensi sejarah, dimensi demografi, dimensi sikap, dimensi institusi, dimensi gerakan sosial, dan dimensi tipe utama hubungan antarkelompok. Di samping itu ada dimensi lain yang perlu diperhatikan, yaitu dimensi perilaku dan dimensi perilaku kolektif.
            Suatu bentuk hubungan yang banyak disoroti ialah hubungan mayoritas-minoritas. Dalam definisi Kinloch kelompok mayoritas ditandai adanya kelebihan kekuasaan; konsep mayoritas tidak dikaitkan dengan jumlah anggota kelompok. Menurut Kinloch ada empat kriteria ciri yang membedakan antar kelompok yaitu:
1.      Kriteria fisiologis: atas dasar ini maka akan dijumpai pengelompokan yang didasarkan pada persamaan jenis kelamin (pria-wanita), usia (tua-muda), ras ( antara kulit hitam-kulit putih).
2.      Kriteria kebudayaan: kategori ini mencakup kelompok yang diikat oleh persamaan kebudayaan, contohnya kelompok etnik seperti Aceh, Minangkabau, Minahasa, Ambon, Dayak
3.      Kriteria ekonomi: membedakan antara mereka yang tidak mempunyai kekuasaan ekonomi dan mereka yang mempunyainya
4.      Kriteria perilaku: pengelompokan ini berdasarkan cacat fisik, cacat mental, dan penyimpangan terhadap aturan masyarakat.
            Redfield melihat bahwa konsep ras sebagai gejala sosial berlainan dengan konsep ras sebagai gejala biologis. Bagi Bergh ras berarti kelompok yang didefinisikan secara sosial atas dasar kriteria fisik.
            Menurut Francis kelompok etnik merupakan sejenis komunitas yang menampilkan persamaan bahasa, adat kebiasaan, wilayah, sejarah, sikap, dan sistem politik. Koentjaraningrat mengusulkan agar istilah kelompok etnik diganti dengan istilah golongan etnik.
            Rasialisme didefinisikan sebagai suatu ideologi yang didasarkan pada keyakinan bahwa ciri tertentu yang  dibawa sejak lahir menandakan bahwa pemilik ciri tersebut lebih rendah sehingga mereka dapat didiskriminasi. Kita menjumpai pula ideologi-ideologi lain yang juga berusaha membenarkan diskriminasi terhadap kelompok lain seperti sexism dan ageism. Apabila kita berbicara tentang rasialisme kita berbicara mengenai praktek diskriminasi terhadap kelompok ras lain.
            Ideologi rasisme menganggap bahwa orang kulit putih lebih unggul dari pada orang kulit berwarna antara lain pernah dianut di Amerika Serikat dan hingga kini masih dianut di Republik Afrika Selatan. Menurut v.d. Berghe demokrasi di Amerika Serikat hingga awal Perang Dunia II dan di Afrika Selatan hingga kini merupakan apa yang dinamakannya “Herrenvolk democracy”.
            Menurut Noel stratifikasi etnik terjadi apabila terpenuhi tiga prasyarat yaitu: etnosentrisme, persaingan, perbedaan kekuasaan. Collins berpandangan bahwa satu-satunya faktor yang mengawali dan mendasari stratifikasi jenis kelamin ialah kekuasaan fisik, sedangkan Parsons mengaitkan stratifikasi jenis kelamin dangan industrialisasi. Menurut Ransford kekhususan stratifikasi usia terletak pada kenyataan bahwa status dalam jenjang kekuasaan, prestise dan previlese berbentuk kurvilinear.
            Banton mengemukakan bahwa kontak antara dua kelompok ras dapat diikuti proses akulturasi, dominasi, paternalisme, pluralisme, atau integrasi. Dalam klasifikasi lieberson dapat dibedakan antara pola dominasi kelompok pendatang atas kelompok pribumi dan pola dominasi kelompok pribumi atas kelompok pendatang.
            Satu bentuk perilaku yang banyak ditampilkan dalam hubungan antar kelompok ialah diskriminasi. Contoh salah satu diskriminasi: kaum wanita sering mengalami kesukaran dalam memperoleh pendidikan, pekerjaan atau jabatan karena dinilai memiliki fisik yang lemah atau berwatak emosional. Ranford membedakan diskriminasi yaitu diskriminasi individu dan diskriminasi institusi. Prasangka bukanlah prasyarat bagi perilaku diskriminasi, sebaliknya prasangka yang dianut seseorang pun tidak selalu membuahkan perilaku diskriminasi.
            Di Indonesia dikenal berbagai kebijaksanaan yang mengatur hubungan antarkelompok. Di masa penjajahan penduduk dibagi dalam tiga kelompok: orang Eropa, Orang Timur Asing, dan orang Pribumi. Setelah kemerdekaan kita mengenal berbagai kebijaksanaan di bidang kebudayaan, politik dan ekonomi yang mengatur hubungan antara kelompok Pribumi dan kelompok Tionghoa. Kadang-kadang masyarakat menerapkan kebijaksaan reverse discrimination.
            Hubungan antar kelompok sering berwujud perilaku kolektif. Tidak jarang gerakan antar kelompok berkembang menjadi huru-hara yang dapat mengakibatkan perusakan harta benda atau bahkan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa misalnya kerusuhan bulan Mei 1998. Hubungan antarkelompok pun sering melibatkan gerakan sosial, baik yang diprakarsai oleh fihak yang menginginkan perubahan maupun oleh mereka yang ingin mempertahankan keadaan yang ada.

KONTROL SOSIAL

Man in society – individu berada dalam masyarakat, seperti yang dimaksudkan Berger: manusia atau individu dengan semua perasaanya, pikirannya, tindakannya, perilakunya, atau keseluruhan dirinya dipengaruhi masyarakat. Ada banyak sistem interaksi yang mengatur tindakan individu, dengan kata lain individu berada dalam masyarakat dan selalu berada dalam suatu system sosial. Kalau individu bertindak tidak sesuai dengan system tertentu, dia langsung ditegur untuk harus mentaatinya, dan membawanya kembali ke aturan yang benar ini karena adanya kontrol sosial dimasyarakat. Kontrol sosial adalah semua cara yang digunakan suatu masyarakat untuk mengembalikan si penyimpang pada garis yang normal atau yang sebenarnya.

Gambar Kontrol Sosial di Masyarakat


Berikut ini adalah beberapa bentuk kontrol sosial yang ada di masyarakat
1.      Kekerasan fisik merupakan  cara paling klasik dalam mengontrol perilaku orang lain.
2.      Intimidasi merupakan salah satu bentuk kontrol sosial, si pelanggar dibuat menjadi sedemikian takut sehingga akhirnya dia akan mengakui pelanggarannya. Contohnya: mengancam orang secara psikologik dengan cara menahan di dalam penjara untuk waktu yang cukup lama.
3.      Cemoohan (‘radicule”), Fitnah atau cemoohan merupakan salah satu bentuk kontrol sosial yang lain. Kadang cemoohan lebih kejam dirasakan dibandingkan dengan kekerasan fisik. Kadang-kadang omongan masyarakat lebih kejam daripada tinggal di penjara itu sendiri, dengan kata lain masyarakat sendiri menjadi penjara kedua baginya.
4.      Gosip, berarti desas desus, omong kosong. Isi gosip tidak harus benar, yang penting adalah bahwa apa yang diomongkosongkan itu dapat membuat orang sadar akan perbuatannya dan kembali ke garis normal masyarakat.
5.      Ostrasisme, merupakan keadaan di mana orang boleh bekerja sama atau membiarkannya hidup dan bekerja dalam kelompok itu, tetapi tak seorang pun yang mauberbicara dengannya.
6.      Fraudulens merupakan bentuk kontrol sosial yang umumnya terdapat pada anak kecil. Misalnya: kalau si A ternyata lebih kecil daripada si B, si A mengancam bahwa dia punya kakak yang berani yang dapat memukul si B, kalau sekiranya B mau memukul si A. Istilah sekarang lebih dikenal dengan nama beking.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UJI NYALA API UNSUR ALKALI DAN ALKALI TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ELEKTROLISIS LARUTAN KI

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UJI MAKANAN